• Bisnis

Kepala NFA: Begitu Panen Raya Tiba, Impor Beras Kami Stop

Eko Budhiarto | Selasa, 23/01/2024 07:27 WIB
Kepala NFA: Begitu Panen Raya Tiba, Impor Beras Kami Stop Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kegiatan penyaluran bantuan pangan beras di Gudang Perum Bulog Bengkal Lor, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (22/1/2024). (foto:NFA).

TEMANGGUNG – Kepala.Badan Pangan Nasional arau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan, impor beras akan dihentikan ketika tiba masa panen raya. Di samping itu impor beras yang dilakukan merupakan importasi terukur dan langsung masuk Gudang Bulog begitu tiba di Indonesia.

Arief menambahkan, beras impor yang langsung masuk gudang Bulog hanya dipakai untuk intervensi pemerintah. Upaya intervensi ini, misalnya, berupa  sbantuan pangan dan pendistribusian beras SPHP.

Terkait bantuan pangan, Arief turut mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kegiatan penyaluran bantuan pangan beras di Gudang Perum Bulog Bengkal Lor, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (22/1/2024).

“Kita harus sadar negara ini adalah sangat besar, negara besar. Kita memiliki 38 provinsi sekarang ini. 514 kota kabupaten dan 17.000 pulau. Tidak ada di dunia ini yang memiliki pulau sebanyak Indonesia, rata-rata satu negara ya satu daratan. Kita 17.000 pulau. Semua Pulau memerlukan pelabuhan, butuh Jalan, karena di situ ada penduduknya, butuh sekolah, butuh rumah sakit, puskesmas. Yang sudah gede pulaunya butuh airport,” kata Presiden di hadapan 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

“Penduduk kita sangat banyak, 280 juta (orang), nomor empat di dunia, tersebar di 17.000 pulau, semuanya butuh beras. Itulah yang namanya pengelolaan negara, manajemen negara itu tidak mudah, berbicara gampang tapi kalau praktek di sini (tidak mudah),” ujar Presiden.

“Ini sudah terima semuanya (bantuan pangan beras) yang 10 kilo? Karena kita sudah mulai ini September Oktober November Desember. Nanti dapat Januari, Februari dapat, Maret dapat, dilanjutkan lagi, April dapat, Mei dapat, Juni dapat. Kalau APBN memungkinkan, akan diteruskan lagi, setuju?”, ucap Presiden.

Dalam kesempatan yang sama, Arief memastikan ketercukupan stok pangan strategis di Perum Bulog.

“Untuk kesekian kalinya, Bapak Presiden cek semua stok yang ada di Bulog. Ada sinergi BUMN, ada Bulog, kemudian untuk delivery dan lain-lain dengan PT Pos Indonesia. Jadi ini sinergi antar BUMN untuk membantu bantuan pangan sehingga dapat sampai kepada masyarakat secara luas,” papar Arief.

“Tadi Bapak Presiden sampaikan bantuan pangan beras selama Januari Februari Maret, bila kalkulasinya cukup akan lanjut April Mei Juni, karena kita ini panennya mundur sekitar dua bulan. Jadi kita bantu saudara-saudara kita yang jumlahnya sekitar 22 juta KPM se-Indonesia,” sambungnya.

Ia menambahkan, karena masa panen mundur, makan penguatan cadangan beras pemerintah (CBP) dilakukan melalui importasi. Namun ia berkomitmen apabila panen raya telah tiba, maka importasi akan dihentikan.

“Hari ini stok di Bulog 1,4 juta ton. Kemudian kita juga siapkan setiap minggu itu ada bidding (penawaran) isinya 500 ribu ton dan akan masuk secara bertahap. Begitu panen raya, kita stop (importasi), karena kita ingin menjaga harga di tingkat petani,” paparnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani sampai Desember 2023 masih cukup baik dan berada di Rp 6.725 per kg. Ini mengalami peningkatan secara bulanan sejumlah 0,12 persen dan secara tahunan meningkat hingga 19,58 persen. Sementara pada Desember tahun 2022, BPS mencatat rata-rata harga GKP kala itu berada di Rp 5.624 per kg.

Lebih lanjut, menilik data pada panel harga pangan, per 31 Desember 2023, rata-rata harga GKP di tingkat petani pada semua provinsi ada di Rp 6.790 per kg. Kemudian harga GKP tingkat petani mengalami kenaikan per 21 Januari 2024 menjadi sebesar Rp 6.810 per kg.

“Hari ini harga di tingkat petani baik, tapi yang di hilir untuk yang saudara-saudara kita yang paling memerlukan yang 22 juta ini, Bapak presiden minta untuk diberikan bantuan pangan. Dengan itu, di hulu petaninya kita jaga, di hilir juga untuk saudara kita yang kurang beruntung, dijaga juga. 22 juta ini desil satu sampai tiga,” ucap Arief.

“Kita mohon maaf harus mengambil keputusan pahit dengan harus mengimpor. Tapi ini importasi yang terukur, jadi importasi ini hanya masuk ke gudang Bulog dan ini akan dipakai untuk intervensi pemerintah, seperti bantuan pangan, kemudian SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan),” jelasnya lagi.

“Dan kebutuhan-kebutuhan khusus, misalnya untuk beras premium kita berikan kepada para penggiling padi. Tahun lalu sudah realisasi 200 ribu ton, yang tahun ini juga sudah disetujui Bapak Presiden diberikan 200 ribu ton lagi. Jadi penggiling padinya juga harus dijaga, karena penggiling padinya ini jangan sampai stop produksi, karena keterbatasan gabah,” tandasnya.

Arief berharap panen raya dalam negeri membaik, sehingga kebutuhan konsumsi beras nasional dapat dipenuhi. BUMN pangan telah ditugaskan untuk bersiap menyerap produksi dalam negeri.

“Kita berharap dalam 2-3 bulan ini panen kita baik dan Bapak Mentan (Menteri Pertanian) sendiri sudah menyampaikan bahwa sudah menanam lebih dari 1 juta hektar di 1-2 bulan terakhir. Jadi kebutuhan beras bulanan 2,55 juta ton itu bisa dipenuhi apabila kita luas tanamnya minimal 1 juta hektar,” tuturnya.

“Tentunya Bulog di tahun ini telah kita tugaskan untuk memperkuat stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), termasuk beras. Nanti saat panen raya telah datang, Bulog dan ID FOOD kita dorong untuk melaksanakan penugasan itu. Sedulur petani dan peternak silakan fokus pada kegiatan produksi,” pintanya.

“Dalam proyeksi dan kalkulasi yang telah NFA susun, di 2024 ini kita akan menyalurkan CBP dengan target total sampai 2,6 juta ton. Ini untuk program bantuan pangan beras yang diestimasikan dalam 2 tahapan, lalu SPHP (Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan), dan lainnya. Kemudian target stok CBP di akhir 2024 harus bisa berada di atas 1,5 juta ton,” beber Arief.

Salah satu KPM penerima bantuan pangan beras yang dijumpai selepas acara, Untung, mengungkapkan kegembiraannya dan berharap program ini dapat terus dilanjutkan.

“Alhamdulillah senang sekali bisa bertatap muka langsung dengan Bapak Presiden. Ada bantuan, iya ada beras, dan lain-lain. Semoga program seperti ini bisa berlanjut ke depannya,” ungkapnya.

 

FOLLOW US