• News

Puluhan Anggota Partai Demokrat AS Desak Biden untuk Tolak Pengungsian Paksa Warga Gaza

Yati Maulana | Senin, 22/01/2024 10:01 WIB
Puluhan Anggota Partai Demokrat AS Desak Biden untuk Tolak Pengungsian Paksa Warga Gaza Orang-orang berjalan melewati gedung US Capitol yang bersalju di Washington, AS, 16 Januari 2024. Foto: Reuters

WASHINGTON - Washington kurang berhasil membujuk sekutunya untuk meringankan penderitaan warga sipil, yang sejak bulan Oktober tidak mendapatkan bantuan reguler dan perawatan medis yang memadai.

Dukungan kuat Presiden AS Joe Biden terhadap Israel sejauh ini telah menimbulkan perselisihan dengan beberapa anggota adalah partai Demokrat sendiri yang prihatin atas besarnya korban jiwa akibat perang terhadap warga sipil Palestina.

Lusinan rekan Biden dari Partai Demokrat menandatangani surat pada hari Jumat yang mendesak pemerintahannya untuk menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat sangat menentang “pengungsian paksa dan permanen” warga Palestina dari Gaza.

Israel menyatakan akan terus berjuang sampai Hamas dilenyapkan, sebuah tujuan yang dianggap tidak mungkin dicapai oleh warga Palestina karena struktur kelompok tersebut dan akar kuat mereka di wilayah yang dikuasainya sejak tahun 2007.

Para diplomat pada hari Jumat membahas dampaknya setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya mengesampingkan negara Palestina yang merdeka, dan menolak pilar strategi AS yang sudah lama ada di Timur Tengah.

“Israel harus memiliki kendali keamanan atas seluruh wilayah di sebelah barat Sungai Yordan,” kata Netanyahu dalam pengarahan di Tel Aviv pada hari Kamis. “Ini bertentangan dengan prinsip kedaulatan, tapi apa yang bisa Anda lakukan?”

Biden berbicara dengan Netanyahu pada hari Jumat, kata Gedung Putih, tanpa mengungkapkan rincian pembicaraan tersebut. Juru bicara Gedung Putih John Kirby kemudian mengatakan Biden masih percaya pada solusi dua negara.

"Dia menyadari bahwa hal ini memerlukan kerja keras. Dibutuhkan banyak kepemimpinan di kawasan ini," kata Kirby kepada wartawan pada konferensi pers di Gedung Putih.