• News

Sudah Kuasai 17,5 Persen Wilayah Ukraina, Putin Tolak Formula Perdamaian

Yati Maulana | Rabu, 17/01/2024 14:05 WIB
Sudah Kuasai 17,5 Persen Wilayah Ukraina, Putin Tolak Formula Perdamaian Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers tahunan akhir tahun di Moskow, Rusia 14 Desember 2023. Sputnik via Reuters

MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa status kenegaraan Ukraina bisa mengalami "pukulan yang tidak dapat diperbaiki" jika pola perang terus berlanjut. Rusia tidak akan pernah terpaksa meninggalkan kemajuan yang telah dicapainya.

Putin melontarkan komentarnya di televisi sehari setelah Swiss setuju menjadi tuan rumah pertemuan puncak global atas permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

Putin menolak apa yang disebut sebagai formula perdamaian yang dibicarakan di negara-negara Barat dan Ukraina serta apa yang ia sebut sebagai “tuntutan terlarang” yang terkandung di dalamnya.

"Yah, kalau mereka tidak mau (bernegosiasi), ya jangan!" dia berkata.
“Sekarang cukup jelas, tidak hanya serangan balasan (Ukraina) yang gagal, namun inisiatif tersebut sepenuhnya berada di tangan angkatan bersenjata Rusia. Jika ini terus berlanjut, kenegaraan Ukraina mungkin akan mengalami pukulan yang sangat serius dan tidak dapat diperbaiki.”

Pernyataan-pernyataan Putin mengenai jalannya perang menjadi semakin percaya diri dan agresif dalam beberapa bulan terakhir, seiring dengan kegagalan serangan balasan Ukraina dalam memberikan keuntungan besar terhadap pasukan Rusia yang sudah mengakar kuat.

Rusia saat ini menguasai 17,5% wilayah Ukraina.
Putin mengatakan pembicaraan tentang negosiasi adalah "sebuah upaya untuk memotivasi kita agar meninggalkan kemajuan yang telah kita capai selama satu setengah tahun terakhir. Namun hal ini tidak mungkin. Semua orang memahami bahwa hal ini tidak mungkin."

Formula perdamaian yang dikemukakan oleh Zelenskiy antara lain menyerukan pemulihan integritas wilayah Ukraina, penghentian permusuhan dan penarikan pasukan Rusia.

Rusia mengatakan setiap negosiasi harus mempertimbangkan “realitas baru” yang diciptakan oleh pasukannya di lapangan.

FOLLOW US