• News

Inggris Serukan Pembebasan Jimmy Lai saat Persidangan Taipan Media Hong Kong Dimulai

Yati Maulana | Senin, 18/12/2023 11:01 WIB
Inggris Serukan Pembebasan Jimmy Lai saat Persidangan Taipan Media Hong Kong Dimulai Taipan media Jimmy Lai, pendiri Apple Daily, saat meninggalkan Pengadilan Banding Akhir dengan van penjara, di Hong Kong, China 1 Februari 2021. Foto: Reuters

LONDON - Inggris menyerukan Hong Kong untuk membebaskan Jimmy Lai menjelang persidangan kritikus terkemuka Tiongkok atau China dan taipan media atas tuduhan ia berkolusi dengan kekuatan asing, termasuk Amerika Serikat.

David Cameron, yang menjadi menteri luar negeri pada bulan November, memperkuat sikap Inggris pada hari Minggu dengan secara eksplisit menyerukan pembebasan warga negara Inggris, Lai, yang menghadapi kemungkinan hukuman penjara seumur hidup.

Sidang keamanan nasional Lai yang telah lama ditunggu-tunggu akan dibuka di Hong Kong pada hari Senin, dan utusan asing dan pihak lain mengatakan ini adalah ujian utama bagi independensi dan kebebasan peradilan kota tersebut berdasarkan undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan oleh Tiongkok pada tahun 2020.

Lai, 76 tahun, pendiri surat kabar pro-demokrasi Apple Daily yang sekarang sudah tutup dan salah satu kritikus paling terkemuka di Hong Kong terhadap kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok, telah mengaku tidak bersalah atas semua dakwaan yang dihadapinya dalam persidangan baru tersebut.

Putranya Sebastien Lai, yang telah bertemu dengan Cameron untuk membahas kasus ini, sebelumnya mengkritik Inggris karena “sangat lemah” dalam membela ayahnya.

“Sebagai jurnalis dan penerbit terkemuka dan vokal, Jimmy Lai telah menjadi sasaran dalam upaya yang jelas untuk menghentikan pelaksanaan hak kebebasan berekspresi dan berserikat secara damai,” kata Cameron dalam sebuah pernyataan.

Saya menyerukan kepada pihak berwenang Hong Kong untuk mengakhiri penuntutan mereka dan membebaskan Jimmy Lai.

Cameron mengatakan Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong merupakan “pelanggaran nyata” terhadap Deklarasi Bersama Tiongkok-Inggris, yang mengembalikan Hong Kong dari Inggris ke pemerintahan Tiongkok lebih dari 25 tahun yang lalu berdasarkan kesepakatan yang menjamin otonomi tingkat tinggi, termasuk kebebasan berbicara. di bawah formula “satu negara, dua sistem”.

“(Undang-undang keamanan nasional) telah merusak Hong Kong, hak dan kebebasan terkikis secara signifikan,” kata Cameron.

“Saya mendesak pihak berwenang Tiongkok untuk mencabut Undang-Undang Keamanan Nasional dan mengakhiri penuntutan terhadap semua individu yang dituduh berdasarkan undang-undang tersebut,” tambahnya.

Tiongkok di masa lalu juga menanggapi kritik serupa dengan menuduh Inggris bertindak dengan pola pikir kolonial.

FOLLOW US