• Bisnis

NFA Dorong Bantuan Pangan Beras Gunakan Produksi Dalam Negeri

Eko Budhiarto | Kamis, 14/12/2023 19:15 WIB
NFA Dorong Bantuan Pangan Beras Gunakan Produksi Dalam Negeri Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mendampingi Preaiden JokobWidodo dalam pelaksanaan bantuan pangan beras di Gudang Perum Bulog Gadang, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (14/12/2023). (foto:NFA)

MALANG - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mendorong penggunaan produksi dalam negeri sebagai sumber bantuan pangan beras. Hal ini merupakan perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Arief menyampaikan hal itu di sela mendampingi Presiden dalam pelaksanaan bantuan pangan beras di Gudang Perum Bulog Gadang, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (14/12/2023).

Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyampaikan kelanjutan bantuan pangan beras.

“Ini yang bulan September Oktober November Desember (bantuan pangan beras) sudah diterima semua? Nanti akan dilanjutkan bulan Januari Februari Maret (tahun depan). Nanti kalau (bantuan pangan beras) sudah Januari Februari Maret (tahun 2024), kita berdoa bersama, semoga nanti April Mei Juni (tahun 2024), APBN-nya cukup, kita lanjutkan lagi ya (bantuan pangan beras),” kata Presiden di hadapan 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) asal Kota Malang.

Sementara itu, Arief seusai acara, mengatakan, peningkatan produksi dalam negeri menjadi fokus pemerintah saat ini. Dengan meningkatnya produksi dalam negeri, ia memastikan penyerapannya untuk stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Komitmen ini untuk menjaga harga di tingkat petani dan penguatan stok bantuan pangan beras di masa mendatang.

“Kemarin dengan Bapak Menteri Pertanian, beliau sudah menyiapkan tanam 1 juta hektar, artinya panennya akan di atas 2,5 juta ton, dalam tiga bulan ke depan. Kami bersama Bulog bersiap untuk melakukan serapan CBP, sehingga 3-4 bulan ke depan, harga di petani harus tetap baik dan dapat diserap dengan harga yang baik. Kemudian nanti untuk bantuan pangan beras seperti ini, harusnya menggunakan beras dalam negeri. Itu perintahnya Bapak Presiden,” terang Arief.

“Kemudian kita sedang bangun ekosistem pangan dan tadi Bapak Presiden kunjungan langsung, melihat beras kita ini, sekarang (kualitasnya) baru semua. Tidak ada beras Bulog yang kondisinya (berkualitas) di bawah, sehingga sangat baik untuk digunakan untuk bantuan pangan beras seperti hari ini. Kita lihat beras masih ada dan dijaga baik, karena ini perintah Bapak Presiden, apapun kondisinya Bulog harus punya stok di atas 1 juta ton. Hari ini pemerintah punya stok beras 1,4 juta ton totalnya, di seluruh Indonesia,” bebernya.

Arief juga menuturkan mengenai inflasi Indonesia yang dikatakannya masih sesuai target dan cukup baik. Meskipun diterpa dengan kondisi pangan yang masih bergejolak, namun ia optimis tingkat inflasi nasional senantiasa dapat terkendali.

“Jadi hari ini memang betul harga pangan sedang tinggi, tapi sekali lagi, di seluruh dunia hari ini untuk pangan memang kondisinya demikian. Tetapi Indonesia saat ini inflasinya sangat baik. Inflasinya tidak lebih dari 2,86 persen (year to year). Itu kalau di internasional menjadi salah satu inflasi terbaik. Jadi kalau Ibu Sri Mulyani selalu sampaikan, inflasi harus di bawah pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi kita juga masih 5 persen,” papar Arief.

“Untuk itu, termasuk inflasi beras di akhir tahun ini, menjadi perhatian NFA. Kita ingin inflasi beras tidak begitu bergejolak sebagaimana Desember tahun lalu. Melalui penyaluran bantuan pangan beras telah terbukti dapat mengendalikan inflasi beras secara bulanan di tahun ini. Inflasi beras di tahun ini sudah cukup terkendali dalam 3 bulan terakhir. September 2023 di 5,61 persen lalu hingga November 2023 menurun menjadi 0,43 persen,” kata Arief.

Menjelang tutup tahun, tren inflasi beras kerap mengalami gejolak yang cukup signifikan. Menilik data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi beras di Desember 2022 tercatat melonjak tinggi secara bulanan. Komoditas beras di Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 2,30 persen dan ini lebih tinggi dibandingkan November 2022 yang berada di 0,38 persen.

“Saya 2-3 hari lalu presentasi di Sidang Kabinet Paripurna, bahwa tidak semua berita mengenai pertanian hari ini jelek. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) hari ini, menjadi NTPP yang paling baik. Nilainya sekarang 113 sampai dengan 114 persen, sementara Juli tahun lalu itu hanya 95,2 persen. Jadi petani kita sekarang sedang menikmati,” ungkap Kepala NFA.

“Namun Bapak Presiden menyampaikan, jangan hanya petani yang senang, dengan harga gabah yang di atas Rp 7.000. Akan tetapi masyarakat luas juga harus dibantu. Untuk itu, kita terus gelontorkan bantuan pangan beras ke 21,3 juta KPM. Bahkan tahun depan itu penerima akan menjadi 22 juta KPM. Ini memang penerima manfaat yang memang harus kita berikan dan bantu,” tandasnya.

“Sampai minggu kedua Desember ini, realisasi bantuan pangan beras secara nasional telah mendekati 90 persen. Ini akan terus kita akselerasi sampai tuntas sepenuhnya, terutama pada daerah-daerah yang mayoritas merayakan HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) Natal. Itu yang menjadi fokus kami,” terang eks Direktur Utama ID FOOD ini.

Perkembangan secara kuantitatif terhadap pelaksanaan penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua secara nasional per 13 Desember telah mencapai 89,36 persen atau 762.992.230 kg dari total alokasi 853.851.760 kg. Di Jawa Timur, realisasi bantuan pangan beras telah meraih persentase sejumlah 90,65 persen atau 120.964.990 kg dari alokasi 133.436.600 kg.

Kunjungan RI-1 di Malang hari ini turut dihadiri antara lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto.

 

FOLLOW US