• News

Potret Kelam Perubahan Iklim di Degayu Sedot Perhatian COP28

Eko Budhiarto | Selasa, 12/12/2023 10:45 WIB
Potret Kelam Perubahan Iklim di Degayu Sedot Perhatian COP28 Desa Degayu, Pekalongan, Jawa Tengah (foto:Solopos)

JAKARTA - Ini cerita tentang efek serius perubahan iklim di Degayu, sebuah kawasan pesisir di Pekalongan, Jawa Tengah. Cerita yang dikemas dalam film dokumenter berjudul "Degayu: Againts the Shore" ini hadir di ajang COP28 UNFCCC, di Dubai, Uni Emirat Arab, belum lama ini.

Ribuan peserta pada konferensi PBB untuk perubahan iklim tersebut, menyaksikan film berdurasi 25 menit itu, secara serius dan bersungguh-sungguh. Mereka menyaksikan fim dokumenter berbahasa Indoneaia, dengan subtitle Bahasa Inggris, tentang dampak serius perubahan iklim di Degayu.

Dari keterangan pers, Selasa (12/12/2023), disebutkan, pemukiman Degayu telah terendam secara permanen sejak 2017 dan diproyeksi akan terbengkala pada 2035. Kemudian akan tenggelam perlahan karena naiknya permukaan laut dan penurunan tanah.

Seperti sering disampaikan oleh para pakar, pemangku kepentingan, aktivis lingkungan, media, dan masyarakat umum, bahwa perubahan iklim membawa dampak turunan yang sangat serius. Beberapa diantaranya kenaikan permukaan laut, banjir, dan kekeringan. Dampak-dampak ini telah merusak ekosistem dan menghantam penduduk paling miskin dan rentan, terutama di pulau-pulau kecil, daerah pesisir, kota-kota besar, dan pegunungan tinggi. Salah satu wilayah yang terhantam adalah Degayu

Masyarakat Degayu kini tengah berjuang untuk beradaptasi dengan keadaan. Mereka pun ingin membuktikan masih mampu membangun daya tahan menghadapi krisis iklim.

Degayu yang mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh area pantai di seluruh dunia, dinilai sebagai bukti nyata yang memperkuat perlunya pendanaan untuk kerugian dan kerusakan akibat dampak perubahan iklim.

Banyak penonton mengaku tergugah setelah menyaksikan film tersebut. Meski telah banyak mengetahui tentang kenaikan permukaan laut, banyak dari mereka yang belum memahami tingkat keparahan yang sesungguhnya.

Film ini dinilai membuka mata terhadap tantangan yang akan dihadapi di masa depan jika kondisi ini tidak segera berubah.

Diproduksi oleh ClimArt, gerakan Youth Climate Reality Leaders, film ini merupakan gabungan seni dan aksi iklim yang menargetkan hati masyarakat, khususnya generasi muda.

Sutradara muda berusia 23 tahun Ahsania AR Aghnetta menghadirkan perspektif baru dalam menyampaikan krisis iklim, dan berharap para pembuat film dan aktivis seni menggunakan kreativitas mereka untuk menyuarakan penderitaan komunitas yang terlupakan.

Dengan pendekatan dokumenter ekspositori dan poetik, film ini menyatukan fakta dan emosi, diperkaya dengan soundtrack orisinal ciptaan pemuda lokal di Pekalongan yang dinilai menambah nuansa emosional dalam menghadapi krisis iklim.

Selain di Paviliun Indonesia, film juga ditonton dan didiskusikan di Monash Pavilion, Civil Society Hub, serta acara gabungan YOUNGO (konstituensi pemuda untuk UNFCCC), ICLEI, dan Care About Climate.

Adapun pemutaran film dan diskusi “Degayu: Against the Shore" di COP28 Dubai, didukung oleh PT Pertamina (Persero).

 

FOLLOW US