• Sains

Tahun 2023 Dunia Mencapai Rekor Puncak Panas Gantikan Rekor Tahun 2016

Yati Maulana | Sabtu, 02/12/2023 23:30 WIB
Tahun 2023 Dunia Mencapai Rekor Puncak Panas Gantikan Rekor Tahun 2016 Wisatawan Korea Selatan melindungi diri dari terik matahari dengan payung selama gelombang panas ketiga musim panas di Spanyol, 9 Agustus 2023. Foto: Reuters

DUBAI - Dalam waktu satu bulan lagi, pemanasan global pada tahun 2023 akan mencapai sekitar 1,4 derajat Celcius (2,5 Fahrenheit) di atas tingkat pra-industri, sehingga menambah "hiruk-pikuk yang memekakkan telinga" dari rekor iklim yang dipecahkan, menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

Laporan sementara WMO mengenai Iklim Global menegaskan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat dengan selisih yang besar, menggantikan pemegang rekor sebelumnya pada tahun 2016, ketika suhu dunia 1,2C lebih hangat dibandingkan rata-rata pra-industri.

Hal ini menambah urgensi yang dihadapi para pemimpin dunia saat mereka bergulat dengan penghapusan bahan bakar fosil secara bertahap pada pertemuan puncak iklim tahunan PBB COP28, yang dimulai pada hari Kamis di Dubai.

"Tingkat gas rumah kaca mencapai rekor tertinggi. Suhu global mencapai rekor tertinggi. Kenaikan permukaan air laut mencapai rekor tertinggi. Es laut Antartika mencapai rekor terendah," kata Sekretaris Jenderal WMO Peterri Taalas.

Namun temuan laporan ini tidak berarti dunia akan melewati ambang batas pemanasan jangka panjang sebesar 1,5C yang menurut para ilmuwan merupakan batas tertinggi untuk menghindari bencana perubahan iklim berdasarkan Perjanjian Paris tahun 2015.

Untuk itu, tingkat pemanasan perlu dipertahankan lebih lama.

Tahun dengan suhu 1,4 derajat Celcius telah memberikan gambaran yang menakutkan tentang apa arti jika melampaui 1,5 derajat Celcius secara permanen.

Tahun ini, es laut Antartika mencapai rekor maksimum musim dingin terendah, sekitar 1 juta kilometer persegi (386.000 mil persegi) lebih sedikit dari rekor sebelumnya. Gletser Swiss kehilangan sekitar 10% sisa volumenya selama dua tahun terakhir, kata laporan itu. Dan kebakaran hutan mencapai rekor tertinggi di Kanada, yaitu sekitar 5% dari hutan di negara tersebut.

Perubahan iklim, yang dipicu oleh pembakaran bahan bakar fosil, dan munculnya pola iklim alami El Nino di Pasifik Timur mendorong dunia mencapai rekor tertinggi pada tahun ini.

Tahun depan bisa lebih buruk lagi, kata para ilmuwan, karena dampak El Nino kemungkinan akan mencapai puncaknya pada musim dingin ini dan mendorong suhu yang lebih tinggi pada tahun 2024.

FOLLOW US