• Bisnis

Jika BBM Bersih Disubsidi, Udara pun Bebas Polusi

Pamudji Slamet | Kamis, 30/11/2023 17:50 WIB
Jika BBM Bersih Disubsidi, Udara pun Bebas Polusi Ilustrasi SPBU

JAKARTA - Jika harga BBM bersih disubsidi, maka udara yang bebas polusi akan mudah teraih.Sebab, tingginya polusi turut dipicu oleh tingginya pemakaian BBM tidak bersih.

Benang merah tersebut mengemuka dalam diskusi publik bertema "Sinergitas Sektor Transportasi dan Sektor Energi untuk Mewujudkan Kualitas Udara Bersih di Kota Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Medan dan Makasar. Diskusi kerja sama antara KBR dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ini digelar pada Kamis, 23 November 2023.

Menurut Ketua Harian YLKI Tulus Abadi,
sektor transportasi masih dominan menyumbang emsi dari gas buang kemdaraan. Sedangkan dominasi ini datang dari penggunaan kendaraan pribadi, yang berkontribusi besar terhadap peningkatan emisi.

"Kontribusinya terhadap peningkatan emisi sekitar 45 persen, " kata Tulus.

Polusi udara akibat emisi kendaraan pribadi, dalam pandangan Tulus, berkait erat dengan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM). Selama masyarakat masih menggunalan BBM tidak bersih, maka selama itu pula udara akan terpolusi.

Pandangan tersebut diamini oleh Ketua Komite Penghapusan Bahan Bakar Bartimbal (KPBB) Ahmad Syafrudin.

"Sekalipun kendaraan kita mesinnya sudah di-tune up, tapi kalau masih memakai bahan bakar kotor, maka tidak akan lulus uji emisi,".kata Ahmad.

Artinya, lanjut Ahmad, kendaraan akan lulus uji emisi jika menggunakan BBM lebih bersih. Yakni BBM yang sesuai dengan standar teknologi kendaraan, yang telah diadopsi oleh Pemerintah Indonesia, yakni Euro 4.

Tantangan

Setelah BBM bertimbal dihapus secara nasional pada 2006, kini tantangannya adalah mewujudkan BBM Bersih. Yakni BBM yang sesuai dengan ketentuan Piagam Dunia Tentang Bahan Bakar.

"Sejak 2006, bahan bakar bertimbal sudah tidak ada, sudah dihapus, secara nasional, setelah melewati perjuangan selama 10 tahun. Namun sekarang tantangannya adalah BBM dengan kadar belerang tinggi. kadar benzen sangat tinggi, kadar arometik yang juga sangat tinggi," papar Ahmad.

Sesuai ketentuan Piagam Dunia Tentang Bahan Bakar, kata Ahmad, kadar benzen maksimum satu persen. Namun faktanya, kadar benzen BBM Indonesia masih di atas lima persen.

Skala kadar belerang yang terkandung dalam BBM juga sangat tinggi. Jika mengacu kepada standar Euro 4, seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), maka kadar belerang maksimum hanya 50 ppm. Namun faktanya, menurut Ahmad, Pertamina dan perusahaan BBM yang lain masih memproduksi bahan bakar dengan kadar belerang lebih dari 1.600 ppm.

"Itu yang menyebabkan buruknya kualitas udara," ujar Ahmad.

BBM saat ini, lanjut Ahmad, belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh Piagam Dunia tentang bahan bakar.

"BBM saat ini belum memadai Saat ini kita mempunyai delapan varian BBM, terdiri atas 4 solar, 4 bensin. Dari bensin, yang laik untuk kendaraan adalah Pertamax Tutbo. Sedangkam tiga yang lain tidak memenuhi syarat intuk digunakan pada teknologi kendaraan bermotor yang mengadopsi Standar Euro 4," jelas Ahmad.

Sensitif Harga

Yang menjadi masalah, harga BBM Bersih masih lebih mahal dibanding BBM Kotor. Kembali ke Tulus Abadi, yang mengakui bahwa konsumen masih lebih sensitif terhadap harga dibanding kualitas. Hanya saja, dia juga menilai bahwa konsumen rugi bila menggunakan BBM Kotor, yang harganya murah karena disubsidi. Sebab, kandungan kalorinya lebih rendah dibanding BBM Bersih.

"Dengan kalori rendah, maka jarak tempuhnya pun lebih rendah. Misalnya, satu liter Pertalite dengam satu liter Pertamax, tentu kualitas jarak tempuhnya lebih baik Pertamax. Nah, ini yang tidak pernah dihitung oleh konsumen," kata Tulus.

Soal mahalnya harga BBM Bersih yang sesuai standar Euro 4 , YLKI terus mendorong pemerintah dan Pertamina untuk mendesain harga yang terjangkau. Pemerintah harus mengalihkan subsidi ke BBM yang lebih bersih agar harganya lebih murah

"Subsidi BBM yang Rp 67 triliun itu dikonversikan saja ke BBM Bersih. Ini agar udara kita bersih, bebas polusi," kata Tulus.

 

FOLLOW US