• Kabar Pertanian

Kementan Tekankan Pentingnya Strategi Komunikasi Bangun Kepercayaan Publik

Agus Mughni Muttaqin | Kamis, 30/11/2023 13:15 WIB
Kementan Tekankan Pentingnya Strategi Komunikasi Bangun Kepercayaan Publik BPPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Program READSI menggelar pelatihan knowledge management bertajuk Being a Good Public Speaker a Good Public Relation di Jakarta, Rabu (29/11/2023). (Foto: Humas Kementan)

JAKARTA - Memasuki era revolusi industri 4.0 serta tantangan sekaligus peluang era society 5.0 yang dapat dikatakan gabungan teknologi level tinggi seperti big data, pemanfaatan Internet of Things (IoT) dan artificial intelegent seluruh aspek diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan mumpuni khususnya pengelola kehumasan.

Pada rapat koordinasi kehumasan beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya peran Hubungan Masyarakat (humas). Tak hanya sebagai jembatan antara kepentingan instansi dengan publik, tetapi juga untuk membangun komunikasi dan hubungan antara masyarakat luas sebagai karyawan internal, serta sistem manajemen internal hingga stakeholder lainnya.

Humas merupakan wajah dari institusi. Bila humasnya baik maka wajah institusi tersebut baik, dan sebaliknya bila wajah tersebut menggambarkan yang kurang baik maka citra negatif pun akan tergambar dari institusi tersebut,” kata Amran.

Menambahkan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, peran humas merupakan mata, telinga, dan mulut bagi pemerintah dan masyarakat.

"Pengelola kehumasan harus selalu berupaya untuk meningkatkan kapasitasnya dengan perkembangan teknologi komunikasi yang terkini. Pengelola kehumasan juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membangun kepercayaan publik kepada instansi/pemerintah. Salah satunya menetralisir informasi atau isu-isu terkini, itu yang harus disampai humas agar tidak terjadi kecemasan di masyarakat. Jangan sampai terjadi pemahaman yang simpang siur. Dalam menyampaikan informasi tersebut diperlukan keterampilan komunikasi baik public speaking maupun mengolah konten yang baik," katanya.

Menyadari pentingnya kehumasan, maka BPPSDMP melalui Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI) menggelar pelatihan knowledge management dengan tema “Being a Good Public Speaker a Good Public Relation” di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Diikuti lebih dari 60 peserta yang terdiri dari pranata humas, penanggung jawab serta pengelola kehumasan lingkup BPPSDMP baik di pusat dan Unit Pelaksana Teknis (UPT), mahasiswa Polbangtan dan PEPI, panitera pimpinan serta frontline kegiatan yang digelar secara hybrid ini mengupas tuntas teknik komunikasi yang efektif mulai dari membuat rilis, media relation, strategi publikasi, teknik mengemas presentasi yang efektif hingga bagaimana cara mengatasi krisis komunikasi.

Saat membuka secara resmi pelatihahan ini, Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah mengatakan bahwa saat ini dibutuhkan kemampuan public speaking yang baik, yang tegas, mudah dimengerti tetapi tetap memperhatikan adab dan etika. Seluruh unsur kehumasan atau yang melaksanakan fungsi kehumasan harus mampu melakukan komunikasi yang baik.

“Keberhasilan sebuah institusi atau organisasi dari komunikator lapisan pertama. Tak hanya pengelola kehumasan, panitera pimpinan, frontline atau resepsionis pun perlu dibekali kemampuan public speaking. Tentunya tak hanya mampu bicara, seluruh lapisan kehumasan perlu mengetahui secara baik institusinya. Humas juga harus mampu mengemas informasi dengan baik sebelum disampaikan ke Masyarakat luas,” ujarnya.

Imelda Marselas Wangkar, jurnalis yang juga News Presenter di beberapa stasiun TV swasta ternama pun dihadirkan sebagai narasumber pada pelatihan ini. Ia menguraikan 3 elemen penting yang perlu diperhatikan oleh humas dalam menjalankan aktifitasnya.

“Yang pertama adalah strategi komunikasi. Kita harus mengenal siapa sasaran atau target komunikasi kita. Hal ini perlu kita lakukan untuk menentukan strategi komunikasi, media yang akan kita gunakan. Yang kedua adalah mengemas pesan maupun informasi tersebut hingga target komunikasi kita dapat memahami isi pesan yang kita maksud. Yang ketiga dan tidak kalah penting adalah evaluasi, apakah strategi komunikasi yang kita lakukan telah tepat dan efisien, tidak menimbulkan multitafsir yang akhirnya membuat pesan tidak diterima dengan baik? Atau memang komunikasi kita telah efektif dan tepat sasaran,” papar wanita yang akrab disapa Sela Wangkar.

Imelda pun menekankan pentingya menjalin hubungan baik dengan media. Karena humas dengan media merupakan dua sisi yang saling membutuhkan. “Hubungan baik dengan media membantu tim Humas untuk menjelaskan banyak hal kepada masyarakat, memperluas cakupan saat melakukan proses sosialisasi dan menjawab isu yang beredar,” ujarnya.

Peserta pelatihan pun berkesempatan praktek bagaimana menghadapi fase krisis komunikasi. Dimana sebagai institusi pemerintah, humas harus mengembalikan kepercayaan publik. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, seluruh peserta dapat menjalankan peran kehumasan yang strategis dengan komunikasi yang efektif hingga akhirnya dapat meningkatkan pelayanan terhadap publik serta kepercayaan publik.

FOLLOW US