• News

Usai Tembakan pada Konvoi Truk, Militer China Adakan Latihan Dekat Perbatasan Myanmar

Yati Maulana | Minggu, 26/11/2023 23:05 WIB
Usai Tembakan pada Konvoi Truk, Militer China Adakan Latihan Dekat Perbatasan Myanmar Asap membubung saat sebuah truk terbakar di dekat perbatasan Myanmar-China, dekat Muse, Myanmar, pada 23 November 2023. Video via Reuters

SHANGHAI - Militer China atau Tiongkok akan memulai "kegiatan pelatihan tempur" mulai Sabtu di sisi perbatasannya dengan Myanmar, katanya di media sosial, sehari setelah konvoi truk yang membawa barang ke negara tetangga Asia Tenggara itu terbakar.

Insiden tersebut, yang oleh media pemerintah Myanmar disebut sebagai serangan pemberontak, terjadi di tengah kekhawatiran ketidakamanan di Tiongkok, yang utusannya bertemu dengan pejabat tinggi di ibu kota Myanmar untuk melakukan pembicaraan mengenai stabilitas perbatasan setelah adanya tanda-tanda ketegangan yang jarang terjadi dalam hubungan kedua negara.

Pelatihan ini bertujuan untuk “menguji kemampuan manuver cepat, penyegelan perbatasan, dan kemampuan serangan api pasukan teater,” kata Komando Teater Selatan, salah satu dari lima anggota Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, melalui aplikasi pesan WeChat.

Pernyataan terpisah yang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi Yunnan di Tiongkok, yang bertetangga dengan Myanmar, mengatakan latihan tersebut akan berlangsung hingga 28 November di daerah dekat desa Manghai, Manling dan Qingshuihe.

Myanmar diberitahu tentang latihan tersebut, kata juru bicara junta militer Zaw Min Tun, seraya menambahkan bahwa latihan tersebut bertujuan untuk "menjaga stabilitas dan perdamaian" di dekat perbatasan, dan tidak melemahkan kebijakan Tiongkok yang tidak mencampuri urusan dalam negeri Myanmar.

“Hubungan militer antara Tiongkok dan Myanmar erat dan kolaborasi antara kedua angkatan bersenjata terjalin erat dan terus berkembang,” katanya dalam postingannya di media sosial yang dikelola pemerintah.

Kebakaran yang terjadi di kota Muse pada hari Jumat terjadi ketika militer Myanmar telah kehilangan kendali atas beberapa kota dan pos militer di timur laut dan di tempat lain saat mereka memerangi serangan terkoordinasi terbesar yang mereka hadapi sejak merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 2021.

Meningkatnya pertempuran telah menyebabkan lebih dari 2 juta orang di Myanmar mengungsi, kata PBB.

FOLLOW US