POSO - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI) turut berkontribusi dalam pengentasan prevalensi stunting di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa tujuan utama Program READSI adalah meningkatkan penghidupan petani kurang mampu di daerah sasaran program, mendorong keterlibatan perempuan, dan perbaikan gizi keluarga.
"READSI turut mendukung program-program yang sedang dijalankan Kementan, utamanya untuk meningkatkan produktivitas pertanian juga peningkatan kualitas SDM pertanian," kata Dedi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Mustafa menjelaskan, kegiatan READSI yakni pemberian makanan bergizi, pemanfaatan lahan pekarangan, cooking class, dan makan bersama anak sekolah dasar usia 6-12 tahun telah memberikan dampak yang signifikan dalam penurunan angka prevalensi stunting di Kota Eboni.
“Alhamdulillah di Kabupaten Poso ini terjadi penurunan stunting dari tahun ke tahun, khusunya di enam kecamatan dan 20 desa wilayah READSI,” ujar Mustafa saat ditemui di Gedung A Sekretariat Dinas Pertanian Kabupaten Poso di Jl. Trans Sulawesi Desa Maliwuko, Kecamatan Lage, Kamis (9/11/2023).
Mengingat dampaknya yang cukup baik dalam menurunkan angka prevalensi stunting di Poso, Mustafa pun mengatakan akan mereplikasi dan memperluas kegiatan-kegiatan ini ke desa dan kecamatan lain yang bukan wilayah READSI.
“Namun, kami tentu saja berharap kegiatan READSI ini berkelanjutan, sehingga penurunan angka prevalensi stunting yang menjadi target pemerintah bisa tercapai,” kata dia.
Sementara itu, Manager District Programme Management Office (DPMO) READSI Kabupaten Poso, Hasmila menambahkan, Program READSI telah memberikan peran positif dalam menurunkan angka prevalensi stunting di Kabupaten Poso.
“Dampaknya banyak kemajuan karena kami bekerja sama antara Dinas Kesehatan Poso dan Dinas Pertanian Poso melakukan sosialisasi terkait pengentasan stunting dan peningkatan gizi di beberapa desa dan kecamatan READSI,” kata Hasmila.
Menurut Hasmila, kegiatan READSI ini sejalan komitmen dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Poso dalam menurunkan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2024.
“Rencana ke depan program ini tetap diteruskan walaupun kegiatan READSI sudah selesai karena pemerintah daerah sangat mendukung dalam program ini dan Ibu Bupati pun punya program dalam pengentasan stunting,” kata dia.
Menurut dia, inovasi Program READSI ini telah diintervensi oleh dinas kesehatan dengan kegiatan peningkatan gizi, makan bersama dan cooking class. Kemudian sosialisasi dan penyuluhan telah dilakukan oleh pertanian.
“Jadi penyuluhan ini bukan lagi sekadar sekolah lapang komoditas pertanian, tetapi lebih ditingkatkan tentang peningkatan gizi daripada sekolah lapang tanaman pekarangan yang telah dilaksanakan,” kata dia.
Meri Bungkahi di antara peserta cooking class yang berhasil mendampingi balitanya hingga dinyatakan tidak stunting lagi pada September 2023. Rumah Meri hanya berjarak 100 meter dari Sekolah Dasar Tonusu, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.
Meri yang berprofesi sebagai pengepul kemiri ini mulai curiga anaknya stunting setelah berat badan buah hatinya itu tidak naik-naik dalam kurung waktu lama. Dia pun mulai konsultasi ke dokter dan disarankan agar setiap bulan ke Posyandu.
“Saya juga ikut cooking class. Kami diajarkan di situ bagaimana cara memasak sajian untuk anak-anak stunting. Jadi, setelah mengikuti kegiatan itu, saya praktekan sendiri untuk anak-anak saya di rumah dan sampai saat ini saya terus praktekan dan alhamdulilah anak saya sudah sudah tidak stunting,” ujar dia.