• News

Jet Tempur Myanmar Jatuh, Pemberontak Mengaku Bertanggung Jawab

Yati Maulana | Minggu, 12/11/2023 21:05 WIB
Jet Tempur Myanmar Jatuh, Pemberontak Mengaku Bertanggung Jawab Panglima junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing menghadiri upacara peringatan Hari Angkatan Bersenjata ke-77 negara itu di Naypyidaw pada 27 Maret 2022. Foto: AFP

MYANMAR - Sebuah jet tempur Myanmar jatuh dalam bentrokan antara militer dan kelompok pemberontak, kata kedua belah pihak, yang merupakan kemunduran lain bagi junta yang menghadapi tantangan terbesar terhadap pemerintahannya sejak kudeta pada tahun 2021.

Jet tersebut jatuh di atas Negara Bagian Kayah di Myanmar timur, dekat perbatasan dengan Thailand, pada hari Sabtu saat terjadi pertempuran antara militer dan Pasukan Pertahanan Nasional Karenni (KNDF), yang mengatakan pihaknya menembak jatuh pesawat tersebut.

Juru bicara Junta Zaw Min Tun mengatakan kepada MRTV yang dikelola pemerintah bahwa jet tersebut jatuh karena masalah teknis dan pilot telah keluar dengan selamat dan melakukan kontak dengan militer.

Insiden ini terjadi ketika militer Myanmar memerangi pasukan oposisi di berbagai bidang, ketika pasukan etnis minoritas dan milisi anti-junta melancarkan pemberontakan yang menurut para analis keamanan dilakukan dengan tingkat koordinasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Presiden yang dilantik oleh militer pekan lalu mengatakan Myanmar berisiko terpecah belah karena kegagalan menangani pemberontakan dengan lebih efektif.

Konflik di Negara Bagian Shan, di timur laut yang berbatasan dengan Tiongkok, telah menyebabkan sedikitnya 50.000 orang mengungsi, dengan terputusnya jalur perdagangan dan beberapa kota direbut sejak serangan anti-junta yang dilancarkan bulan lalu oleh tiga kelompok pemberontak etnis minoritas.

Tiongkok telah menyerukan semua pihak untuk menghentikan permusuhan.

Aliansi pemberontak mengatakan mereka telah merebut lebih dari 100 pos militer. Penyerangan terhadap kota-kota juga terjadi di wilayah Sagaing, di Myanmar tengah, sebelah barat Negara Bagian Shan.

Ratusan pekerja asing, yang banyak di antaranya menurut aktivis hak asasi manusia adalah korban perdagangan manusia, terjebak dalam pertempuran tersebut, termasuk warga negara Vietnam dan Thailand.

Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan pada hari Sabtu bahwa 200 warga negaranya sedang menunggu untuk dievakuasi “sesegera mungkin ketika situasi memungkinkan”.

KNDF mengatakan di halaman Facebook-nya bahwa mereka menembak jatuh jet tersebut pada hari Sabtu menggunakan senapan mesin berat dan anggotanya sedang mencari pilotnya.

Reuters tidak dapat memverifikasi informasi tersebut.

Outlet berita Mizzima di halaman Facebook-nya memposting gambar yang disebut sebagai helm dan parasut salah satu pilot yang ditinggalkan.

FOLLOW US