• Kabar Pertanian

Kementan Sosialisasi Petunjuk Pelaksanaan Monev dan SIM Pelatihan Pertanian

Agus Mughni Muttaqin | Rabu, 08/11/2023 16:45 WIB
Kementan Sosialisasi Petunjuk Pelaksanaan Monev dan SIM Pelatihan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) melalui BPPSDMP melalukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan monev dan sistem informasi manajemen (SIM) pelatihan pertanian. (Foto: Kementan)

JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melalukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan monev dan sistem informasi manajemen (SIM) pelatihan pertanian.

Di beberapa kesempatan, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, sumber daya manusia pertanian harus adaptif terhadap perkembangan teknologi.

“Kita terus berupaya meningkatkan kualitas SDM pertanian, agar adaptif terhadap perkembangan jaman. Petani Indonesia tidak boleh tertinggal. Untuk itu Kementan mendorong agar petani bisa maju, mandiri, dan modern,” kata dia.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Muhammad Amin berharap kegaitan ini bukan hanya momentum dalam pengerjaan proyek perubahan, melainkan salah satu model jangka panjang untuk implementasi Juklak dan aplikasi, pengembangan serta monitoring dan evaluasi output Proper serta memastikan penerapan output serta outcome Proper.

“Hari ini saya akan menyampaikan dua agenda yaitu Sosialisasi Petunjuk Pelaksanaan Monev dan sistem informasi manajemen pelatihan pertanian dan Strategi peningkatan efektivitas layanan pelatihan pertanian mendukung SDM yang berkualitas dan berdaya saing,” kata dia pada Jumat (3/11).

Menurut dia, penyelenggaraan pelatihan yang baik harus didasarkan pada aturan dan SOP yang jelas, sehingga secara teknis dan administratif dapat dipertanggungjawabkan. Permentan 37 tahun 2018, lanjut dia adalah Pedoman Umum penyelenggaraan pelatihan yang sampai saat ini belum diikuti dengan aturan turunanya.

Saat ini layanan digital pelatihan sudah terbentuk sangat banyak, dampaknya justru membingungkan peserta pelatihan dan penyelenggaran pelatihan sendiri. Perlu dilakukan penyederhanaan layanan pelatihan berbasis digital. Integrasi dan perbaikan aplikasi layanan pelatihan mulai dari registrasi, penyelenggaraan, pembelajaran, dan pascapelatihan.

Dia pun memaparkan target proyek perubahan ini di antaranya adalah tersusunya Juklak monitoring dan evaluasi pelatihan Pertanian dan Integrasi layanan pelatihan pertanian digital; terbangunnya system aplikasi yang memudahkan dalam pelayanan pelatihan secara digital melalui “SIMLATAN”.

“Tujuan jangka pendek ini merupakan pengungkit yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek proyek perubahan ini yaitu menyediakan Jujlak monitoring, evaluasi kinerja pelatihan pertanian serta rancangan integrasi system manajemen,” tutur dia

Kemudian, tujuan jangka menengahnya adalah mengintegrasikan proses regitrasi online penyelenggaraan, monitoring dan evaluasi kinerja pelatihan pertanian pada aplikasi Simlattan; Meningkatkan kemampuan SDM yang menguasai IT dibidang pelatihan, dan Meningkatkan sarana dan prasarana berbasis IT.

“Pada jangka panjang, Proper bertujuan untuk implementasi Juklak dan aplikasi, pengembangan serta monitoring dan evaluasi output Proper serta memastikan penerapan output serta outcome Proper,” jelas dia.

Dia menguraikan bahwa manfaat proyek perubahan ini adalah tersedianya acuan dalam menejemen pelatihan, monitoring dan evaluasi pelatihan pertanian

Di samping itu, lanjut dia, terintegrasinya layanan pelatihan melalui aplikasi digital/perangkat lunak, tersedianya SDM dalam pelayanan pelatihan yang berkualitas, dan tersedianya sarana dan prasarana berbasis IT.

“Manfaat lain proyek perubahan ini adalah meningkatnya kompetensi SDM pertanian dalam mendukung pembangunan pertanian sehingga melahirkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing serta terlayaninya stakeholders pertanian dengan cepat dan presisi,” imbuh dia.

FOLLOW US