• Kabar Pertanian

Program Kementan Sukses Tingkatkan Produksi Kakao di Luwu Utara

Agus Mughni Muttaqin | Sabtu, 04/11/2023 11:37 WIB
Program Kementan Sukses Tingkatkan Produksi Kakao di Luwu Utara Tim BPPSDMP mendampingi Tim Supervision Mission (Tim Supervisi) IFAD meninjau kakao dari Program READSI di Luwu Utara. (Foto: Kementan)

LUWU UTARA – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) sukses menjalankan Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) di Kabupaten Luwu Utara.

Tim Supervision Mission (Tim Supervisi) International Fund for Agriculture Development (IFAD) pun menyatakan puas.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, Kementan melalui Program READSI terus malakukan peningkatan kapasitas terhadap petani, pendamping desa, dan penyuluh di seluruh pelosok tanah air.

"Jadi, tugas READSI ini sangat berat, tapi sangat mulia bagaimana menciptakan SDM-SDM pertanian dan meningkatkan kapasitas praktisi pertanian," kata Dedi.

Manager Porgram READSI Luwu Utara, Made Sudana mengatakan, Program READSI di wilayahnya berhasil mengubah sikap petani, terutama pengetahuan kerampilan sikap dan mindset yang awalnya konvensional menjadi modern.

Tim Supervisi IFAD pun, lanjut dia, merasa puas dengan progres Program READSI setelah bertemu dan berdialog langsung dengan kelompok tani, petani milenail dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) penerima manfaat di Bumi La Maranginang.

“Alhamdulillah mereka puas. Dari Mr. Hani Abdelkader Elsadani Salem (IFAD Country Director) dan Ms. Yumi Sakata (IFAD Project Officer) beberapa kali menyampaikan kepuasannya terhadap progres READSI di Luwu Utara,” tutur Made Sudana, Kamis (2/11/2023).

Menager READSI NPMO, Andi Amal Hayat Makmur menambahkan, tujuan kunjungan Tim Supervisi IFAD ini adalah untuk melihat progres dari bantuan alat mesin pertanian (alsintan), pelatihan, dan pendampingan yang telah diberikan Kementan kepada petani melalui Program READSI.

“Setelah turun respons mereka sangat bagus. Mereka petani-petani READSI itu sangat bagus. Mereka bilang our farmer is great, artinya perlakuan-perlakuan yang sudah kita lakukan ternyata memberikan peningkatan kapasitas di wilayah program,” tutur Amal.

Hari kedua di Luwu Utara, Tim Supervisi IFAD mengunjungi Kantor dan Gudang Kelompok Tani Gunung Sari di Desa Mukti Jaya, Kecamatan Baebunta Selatan. Di tempat ini, mereka berdialog dengan Ketua Kelompok Tani Gunung Sari, Aa Putu Astawo terkait kakao dan pupuk kompos.

Dia mengatakan, Program READSI telah memberikan manfaat yang sangat besar terhadap petani, terutama Kelompok Tani Gunung Sari dalam hal budidaya kakao, sehingga menghasilkan produksi yang lebih besar.

“Sebelum ada Program READSI, kami di sini kurang pengetahuan dan hasil perkebunan juga kurang. Namun, setelah adanya READSI ini ada materi perawatan dari sekolah lapang (SL) yang kami dapatkan. Sehinga, produksinya meningkat,” kata dia.

Selanjutnya, Tim Supervisi IFAD juga mengunjungi Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Buana Reso di Desa Bumi Harapan, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Di tempat ini, Tim Supervisi IFAD melakukan penanaman kakao dan berdialog dengan pengurus P4S Buana Reso.

Ketua P4S Buana Reso, Rusleli pada kesempatan ini menyampaikan bahwa peran READSI sangat luar biasa terhadap petani, khususya P4S dalam memberikan support yang sangat signifikan dalam mengembangakan SDM pertanian.

“Saya merasa sangat bangga dan bersyukur dikunjungi Tim Supervisi IFAD dan perwakilan dari kementerian/ lembaga. Saya pribadi termotivasi bagaimana melangkah ke depan. Rencana saya ke depan aula kami sudah jadi,” kata dia.

Tidak lama setelah itu, Tim Supervisi IFAD kembali melanjutkan perjalanan ke Wow Farm di Desa Patila, Kecamatan Tanalili, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat ini, Tim Supervisi IFAD berdialog dengan Kelompok Tani Wanita (KTW) dan melakukan panen kakao bersama.

Ketua Kelompok Tani Balatoja Satu, Kaharuddin mengatakan, dampak dari Program READSI ini sangat besar, terutama dalam memberikan pemahaman budidaya kakao, sehingga produksi dan pendapatan dari komoditas tersebut meningkat.

"Yang jelas sebelum ada READSI, banyak dari teman-teman yang belum memahami kegiatan berbudidaya. Kemudian dengan adanya program ini kami semua anggota kelompok lebih memahami dan semangat mengelola kebun," ujar Kaharuddin.

Diakui Kaharuddin bahwa setelah adanya Program READSI pendapatan petani dari komoditas kakao meningkat hingga 30 persen dibandingkan sebelum ada program ini. "Pendapatannya ada peningkatan sampai 30 persen dan petani lebih sejahtera," imbuh dia.

Kemudian lokasi terakhir yang dikunjungi Tim Supervisi IFAD hari ini adalah MARS Academy di Desa Tarengge, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Mereka melihat ekosistem kakao mulai dari penelitian hingga pelatihan Cocoa Doctor.

Sebagai informasi, selain didampingi jajaran Kementan, Tim Supervisi IFAD juga didampingi perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Biro Kerjasama Luar Negeri (KLN) Kementan.

FOLLOW US