• Kabar Pertanian

Program Kementan Berhasil tingkatkan Produksi Padi dan Kakao di Luwu Utara

Agus Mughni Muttaqin | Kamis, 02/11/2023 13:15 WIB
Program Kementan Berhasil tingkatkan Produksi Padi dan Kakao di Luwu Utara Tim BPPSDMP mendampingi Tim Supervision Mission (Tim Supervisi) IFAD meninjau perkembangan Program READSI di Luwu Utara. (Foto: Kementan)

LUWU UTARA – Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga tani melalui pemberdayaan rumah tangga petani di pedesaan dan pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan pendapatan di sektor pertanian dan non pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) mendampingi Tim Supervision Mission (Tim Supervisi) IFAD ke Luwu Utara.

Disambut langsung oleh Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani di rumah jabatannya, Rabu (1/11/2023) IFAD Country Director, Hani Abdelkader Elsadani Salem, IFAD Project Officer, Yumi Sakata, M&E consultant, Stania Yasin, Value Chain and Business Development Consultant, Aulia. Hadir juga dari perwakilan Bappenas, Kemenkeu, dan Biro KLN Kementan meninjau perkembangan Program READSI yang sudah berjalan lima tahun di wilayah tersebut.

Dalam sambutannya, Indah menyampaikan apreasi atas Program READSI yang sudah berjalan di Luwu Utara. Secara keseluruhan, kata dia, dampak program tersebut cukup signifikan, terutama dalam penguatan kelembagaan kelompok tani dan peningkatan kapasitas petani.

“Selain terjadi transfer pengetahuan dan teknologi tepat guna, yang juga tidak kalah pentingnya adalah perubahan karakter dari kelompok tani. Dalam artian, mereka jadi lebih loyal kepada komoditas yang sejak awal mereka geluti,” kata dia.

Melalui kegiatan monitoring dan evaluasi dalam kunjungan kerja dari tim IFAD dan kementerian/ lembaga yang terkait, Indah pun berharap adanya keberlanjutan dari program tersebut.

“Karena yang kita ketahui program ini akan berakhir tidak lama lagi. Nah, tentu kita harus memikirkan strategi exitnya untuk memasitkan bahwa apa yang sudah baik ini dapat terjaga dan dapat terus meningkat di masa-masa yang akan datang,” harap dia.

Di samping itu, dia juga berharap program yang sudah berjalan dengan baik selama dapat direplikasi kepada kelompok petani lain yang belum diintervensi lewat program ini melalui skema kebijakan dan pembiayaan alternatif.

Terpisah, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa yang paling besar peranannya dalam menggenjot produktivitas, meningkatkan kualitas, dan menjamin kontinuitas pertanian adalah SDM.

"Jadi, peningkatan produktivitas itu bukan karena pupuk, bukan karena alat mesin pertanian (Alsintan), bukan karena benih. Akan tetapi, ditentukan peningkatan produktivitas pertanian ditentukan oleh SDM," kata Dedi.

Diketahui sebelum bertolak ke rumah jabatan Bupati Luwu Utara, jajaran BPPSDMP dan Tim Supervisi terlebih dahulu berdialog dengan Ketua Kelompok Tani Buntu Lengkua, Risman yang terletak di Desa Buntu Terpedo, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Risman sendiri adalah penerima manfaat dam irigasi dari Program READSI.

Diceritakan Risman bahwa sebelum adanya bantuan dam irigasi dari READSI, petani kesulitan dalam mengatur dan mengelola air. Akibatnya, musim tanam padi jadi lebih sering mundur. Belum lagi, hasil produksi hanya dikisaran 4-5 ton per hektare.

“Sebelum adanya dam irigasi ini, kami sangat bermasalah dengan air. Jadi, kadang tanaman padi sudah butuh air, tetapi air tidak bisa dialiri ke sawah,” kata Risman menjelaskan saat ditanya oleh Hani Abdelkader Elsadani Salem.

Diakui Risman bahwa bantuan dam irigasi ini sangat tepat. Hal ini dibutkikan dengan peningkatan hasil produksi padi pada dua kelompok tani dengan luas lahan 40 hektare di desa tersebut. Selain itu, dam irigasi ini juga dijadikan sebagai waduk untuk ternak ikan setelah musim panen.

“Jadi untuk hasil produksi yang kami rasakan itu, awalnya paling 4-5 ton per hektare, tetapi dengan adanya dam irigasi hasilnya meningkat 6-7 ton per hektare. Selain itu, kita juga bisa turun sawah tepat waktu. Jadi, pada saat kita melakukan penanaman itu bisa serentak,” sambungnya.

Kepala Desa Buntu Terpedo, Jamaluddin Jasman mengamini bahwa Program READSI ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap petani penerima manfaat, terutama dalam hal pengetahuan budidaya padi, pemupukukan, dan soal pengamatan hama.

“Hal ini bisa dibuktikan dengan meningkatnya hasil panen petani. Kalau perbandingan petani sebelum dan sesudah adanya program Readsi sangat bagus. Perkiraan 20-25 persen peningkatannya,” kata dia.

Setelah berdialog kurang lebih satu jam, jajaran BPPSDMP dan Tim Supervisi IFAD kemudian bergeser ke Kelompok Tani "Taro Ada Taro Gau" yang terletak di Desa Bakka, Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Kelompok ini merupakan penerima manfaat READSI yang bergerak di budidaya kakao.

Ketua Kelompok Tani "Taro Ada Taro Gau", Rusman menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Cacao Doctor dalam pengembangan pembibitan kakao dan pembuatan pupuk kompos. Diharapkan petani ke depan bisa menggunakan pupuk organik.

“Alahmdulillah melaui Program READSI banyak ilmu dan fasilitas yang kami dapatkan, sehingga produksi kakao tahun demi tahun meningkat walaupun pada tahun 2020 ada bencana di Luwu Utara, yaitu banjir bandang, dimana di situ produksi kakao menurun,” kata dia.

Sementara itu, Cacao Doctor, Andika Masjuni menyambut baik pelatihan kakao dari Program READSI. Dia menyatakan sangat puas baik dari segi budidaya maupun dari segi bisnis.

“Karena memang tujuan dari Cacao Doktor itu dimana petani ini bisa mengembangkan di bidang usaha, seperti yang kami lakukan ini ada pembibitan dibantu dengan pembentukan komoditas kakao untuk pemuda dan bekerja sama dengan kolektor dari PT Mars,” kata dia.

Di desa yang sama, jajaran BPPSDMP dan Tim Supervisi IFAD juga turun meninjau Posluhdes (Pos Penyuluhan Desa), yang dibangun melalui Program READSI di Desa Bakka, Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Kepala Desa Bakka, Jidil mengatakan, Posluhdes ini sebagai sarana petani berkumpul dan berembuk untuk membicarakan masalah terkait yang dihadapi di kebun masing-masing. Bukan hanya itu, tempat ini juga dijadikan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan lainnya, seperti syukuran pascapanen.

“Jadi sekali lagi, sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah kabupaten tentu kami berterima kasih atas program yang sudah berjalan di desa kami,” kata dia.

Dia juga mengatakan akan menganggarkan penyediaan sarana dan prasarana Posluhdes untuk mendukung program kegiatan khusunya kelompok tani. “Kemudian, saya, mudah-mudahan tahun depan, akan melakukan pengadaan mobilier khusus Posluhdesnya. Karena Posluhdes ini dibangun belum ada sarana seperti kursi, meja, dan lemari,” imbuh dia.

FOLLOW US