• News

Sederet Fakta Tentang Serangan Mematikan Israel di Kamp Pengungsi Jabalia

Tri Umardini | Kamis, 02/11/2023 04:01 WIB
Sederet Fakta Tentang Serangan Mematikan Israel di Kamp Pengungsi Jabalia Sederet Fakta Tentang Serangan Mematikan Israel di Kamp Pengungsi Jabalia (FOTO: AP)

JAKARTA - Kamp pengungsi Jabalia di Gaza kembali dibom sehari setelah Israel menyerang kamp padat penduduk yang memicu kecaman global.

Inilah sederet fakta yang kita ketahui tentang serangan mematikan Israel di kamp pengungsi Jabalia:

Apa yang terjadi, berapa banyak yang terbunuh?

Setidaknya 50 orang tewas setelah enam serangan udara Israel menghantam daerah pemukiman di kamp tersebut pada hari Selasa (31/10/2023).

Pernyataan Hamas menyebutkan ada 400 orang tewas dan terluka dalam serangan itu. Jumlah korban dalam serangan hari Rabu ini masih belum diketahui.

Setidaknya 11 tentara Israel tewas dalam serangannya di Gaza utara pada hari Selasa, kata militer Israel.

Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam , mengatakan tujuh sandera sipil tewas dalam serangan Jabalia, termasuk tiga pemegang paspor asing. Tidak ada komentar dari Israel mengenai klaim tersebut.

Militer Israel telah berulang kali menyerang kamp tersebut sejak awal perang, termasuk pada tanggal 9, 12, 19 dan 22 Oktober, menewaskan dan melukai ratusan orang.

Serangan udara itu terjadi di tengah pemboman Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan 8.525 orang, termasuk lebih dari 3.500 anak-anak, sejak pertempuran dimulai pada 7 Oktober, kata pihak berwenang Palestina.

Di mana serangan itu terjadi di Gaza?

Jabalia terletak di utara Jalur Gaza, tempat tentara Israel melakukan salah satu pemboman paling mematikan.

Apa yang Israel katakan?

Pernyataan militer Israel menyebutkan bahwa serangan di Jabalia telah membunuh komandan Hamas Ibrahim Biari.

Militer yakin Biari memainkan peran penting dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.

“Ada seorang komandan senior Hamas di daerah itu,” kata juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Richard Hecht kepada CNN.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pada hari Rabu bahwa pejuang Hamas memiliki dua pilihan – “dibunuh atau menyerah tanpa syarat”.

“Itu adalah perang [untuk] masa depan Israel – tidak lebih dari itu,” katanya.

Apa yang Hamas katakan?

Juru bicara Hamas Hazem Qassem membantah ada komandan senior yang hadir di kamp pengungsi dan menganggap klaim tersebut sebagai alasan Israel untuk membunuh warga sipil.

Bagaimana reaksi negara-negara lain?

Beberapa negara Arab telah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk Israel atas serangannya terhadap kamp pengungsi Gaza. Ini termasuk Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Qatar, Yaman dan Yordania. Qatar juga memperingatkan bahwa serangan tersebut melemahkan mediasi di wilayah tersebut.

Kecaman juga datang dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI), serta Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit.

Komisaris Urusan Luar Negeri Uni Eropa menulis di platform media sosial X, “Saya terkejut dengan tingginya jumlah korban setelah pemboman kamp pengungsi Jabalia oleh Israel.”

Serangan di tengah blokade total Gaza

Serangan itu terjadi di tengah berlanjutnya blokade total Israel terhadap Gaza, yang sangat membatasi akses terhadap air, listrik, makanan, dan bahan bakar bagi lebih dari 2,3 juta penduduk di jalur tersebut.

Para pekerja medis di Gaza kini berjuang dengan berkurangnya pasokan obat-obatan dan pemadaman listrik.

Dua rumah sakit utama di Gaza – Medis al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia – mengalami pemadaman listrik karena generator mereka kehabisan bahan bakar.

Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, meminta pemilik pompa bensin di wilayah tersebut untuk segera menyediakan bahan bakar karena para dokter bekerja sepanjang waktu untuk merawat para korban dengan persediaan apa pun yang mereka miliki. (*)

 

FOLLOW US