JAKARTA - Bagian Layanan Kesehatan (Yankes) Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI tak akan lelah untuk selalu mengingatkan, mengedukasi dan menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan cara pencegahan terjangkitnya penyakit mematikan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bagian (Yankes) DPR RI, Dian Mardiyani usai acara Seminar bertajuk “Cultivative, Good Health as a Habit (Mengolah Kesehatan yang baik sebagai sebuah kebiasaan)”.

“Seminar ini kami adakan secara rutin itu sebagai bagian dari upaya promotif dan preventif dari bagian Yankes. Karena ke depan pemerintah akan lebih menekankan terhadap program prioritas terhadap promotif dan preventif. Dengan kata lain kegiatan seminar ini merupakan upaya dari bagian layanan kesehatan untuk mengingatkan, mengedukasi, juga menginformasikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman terhadap kesehatan,” ungkap Dian dalam Seminar Cultivative, `Good Health as a Habit` di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Dengan kata lain, hal ini juga sebagai upaya untuk menyadarkan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya juga untuk pencegahan. Sehingga jangan sampai kita bekerja, tapi kita lupa dengan kesehatan. Tidak berlebihan jika kemudian Dian menegaskan akan membuat acara sejenis secara berkala.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh dua narasumber dalam seminar tersebut yakni dr Roy Panusunan Sibarani,Sp.PD-KEMD,FES dan dr Andhika Respati, Sp.KO, dimana olahraga menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mencegah datangnya penyakit-penyakit berbahaya, seperti Diabetes dan Hypertensi.

Dalam paparannya, Roy menjelaskan bahwa diabetes terjadi ketika kadar gula darah dalam tubuh melampaui angka normal 80-130 mg/dL. Penyakit Diabetes tidak dapat diabaikan begitu saja, mengingat penyakit ini akan menjadi “biang” atau penyebab munculnya penyakit-penyakit mematikan lainnya, seperti stroke, gagal ginjal dan penyakit jantung.

Sementara itu Andhika dalam penjelasannya mengungkapkan bahwa diantara penyebab Diabetes dan hipertensi itu salah satunya dengan gaya hidup sedentary atau sendentary lifestyle. Sendentary lifestyle merupakan gaya hidup seseorang yang cenderung malas melakukan aktivitas fisik atau menggerakkan tubuhnya. Misalnya dari satu kursi ke kursi lain, hanya mengerjakan pekerjaan di balik meja tanpa melakukan aktivitas lainnya, apalagi untuk olahraga.

Ditambahkan Dhika, begitu ia biasa disapa, banyak orang yang menganggap sudah melakukan banyak aktivitas itu sama dengan olahraga. Padahal olahraga itu merupakan latihan fisik yang terstruktur dan terukur. Sementara aktivitas lainnya belum tentu terukur. Seperti penghitungan denyut nadi dan sebagainya.

“Belakangan ini sebenarnya gaya hidup olahraga itu makin marak. Banyak orang yang lari, sepedaan dan lain sebagainya. Tapi, apakah mereka sudah benar ngerjainnya. Jadi mereka mesti paham betul dan baru berikutnya kita akan sampaikan musti mulai gimana sih. Jadi jangan sampai mereka bilang oke saya memulai tapi rupanya terlalu buru-buru, terlalu apa namanya grasa grusu gitu ya, akhirnya bikin kapok, cedera, apa segala macam. Jadi memang apalagi untuk anak-anak muda tadi yang bilang semangatnya menggebu-gebu banget ya. Tetap ada aturan main yang tidak boleh ditabrak,” papar dokter ahli olahraga ini.

Oleh karena itu baik Roy maupun Dhika sangat mengapresiasi acacra seminar yang dimoderatori oleh dr. R. Onny Quadriyanto, Sp.PD, FINASIM tersebut. Keduanya berharap acara sejenis dapat terus digelar secara kontinyu. Tidak lain untuk selalu mengingatkan diri dan oranglain tentang hidup sehat. Dalam kesempatan itu, Yankes DPR RI juga mengadakan skrining Tiroid bagi anggota DPR RI, pegawai dan karyawan di lingkungan Setjen DPR RI.