• News

Dua Jurnalis Perempuan Iran Dipenjara atas Liputan Kematian Mahsa Amini

Yati Maulana | Senin, 23/10/2023 15:15 WIB
Dua Jurnalis Perempuan Iran Dipenjara atas Liputan Kematian Mahsa Amini Perempuan ikut serta dalam unjuk rasa peringatan satu tahun kematian Mahsa Amini di Istanbul, Turki, 16 September 2023. Foto: Reuters

DUBAI - Pengadilan Revolusi Iran menjatuhkan hukuman penjara yang lama kepada dua jurnalis perempuan atas liputan mereka tentang kematian Mahsa Amini Kurdi-Iran dalam tahanan tahun lalu, media pemerintah melaporkan pada Minggu.

Kematian Amini, 22 tahun, September lalu saat berada dalam tahanan polisi moral karena diduga melanggar aturan berpakaian Islam memicu protes massal selama berbulan-bulan di seluruh Iran, menandai tantangan terbesar bagi para pemimpin ulama Iran dalam beberapa dekade.

Kantor berita Iran, IRNA, mengatakan Niloofar Hamedi dan Elaheh Mohammadi masing-masing dijatuhi hukuman 13 dan 12 tahun penjara atas tuduhan, termasuk bekerja sama dengan pemerintah AS dan bertindak melawan keamanan nasional.

Pengacara kedua jurnalis tersebut menolak tuduhan tersebut.

“Mereka masing-masing menerima hukuman tujuh tahun dan enam tahun karena berkolaborasi dengan pemerintah AS yang bermusuhan. Kemudian masing-masing lima tahun penjara karena bertindak melawan keamanan nasional dan masing-masing satu tahun penjara karena propaganda melawan sistem,” lapor IRNA.

Hamedi ditahan setelah dia mengambil foto orang tua Amini yang saling berpelukan di rumah sakit Teheran di mana putri mereka terbaring dalam keadaan koma dan Mohammadi setelah dia meliput pemakaman Amini di kampung halamannya di Kurdi, Saqez, tempat protes dimulai.

IRNA mengatakan “putusan yang dikeluarkan” dapat diajukan banding.

Jika hal ini benar, maka masa hukuman yang telah dihabiskan para perempuan tersebut di penjara Evin, tempat sebagian besar tahanan politik ditahan, akan dikurangi dari hukuman mereka, menurut kantor berita pengadilan Mizan.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian intelijen Iran pada Oktober tahun lalu menuduh Mohammadi dan Hamedi menjadi agen Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat.

“Ada bukti terdokumentasi mengenai hubungan yang disengaja antara Hamedi dan Mohammadi dengan entitas dan individu tertentu yang berafiliasi dengan pemerintah AS,” Mizan melaporkan.

FOLLOW US