Presiden AS Joe Biden bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di sela-sela Sidang Umum PBB ke-78 di New York City, AS, 20 September 2023. Foto: Reuters
WASHINGTON - Serangan kelompok Islam Palestina Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan sekitar 1.400 orang bertujuan untuk mengganggu potensi normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi yang diupayakan oleh Riyadh, kata Presiden AS Joe Biden pada Jumat.
Biden menyatakan Saudi ingin mengakui Israel dalam komentarnya pada penggalangan dana kampanye.
Arab Saudi, negara besar di Timur Tengah dan rumah bagi dua tempat suci umat Islam, memberikan restunya kepada negara tetangganya di Teluk, Uni Emirat Arab dan Bahrain, yang menjalin hubungan dengan Israel pada tahun 2020 di bawah pemerintahan AS sebelumnya, Donald Trump.
Riyadh tidak mengikuti jejaknya, dan mengatakan bahwa tujuan kenegaraan Palestina harus diselesaikan terlebih dahulu.
“Salah satu alasan Hamas menyerang Israel, mereka tahu bahwa saya akan duduk bersama Saudi,” kata Biden.
"Coba tebak? Saudi ingin mengakui Israel."
Potensi normalisasi hubungan dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya merupakan prioritas utama Menteri Luar Negeri Antony Blinken selama kunjungannya pada bulan Juni ke Riyadh, meskipun ia mengakui tidak ada kemajuan yang diharapkan dalam waktu dekat.
Blinken mengatakan kepada CNN pada 8 Oktober bahwa “tidak mengherankan jika sebagian dari motivasi (serangan itu) mungkin untuk mengganggu upaya menyatukan Arab Saudi dan Israel.”
Biden mengatakan kepada CBS 60 Minutes dalam sebuah wawancara yang disiarkan Minggu lalu bahwa prospek normalisasi “masih ada, dan hal ini akan memakan waktu.”
Israel menanggapi serangan 7 Oktober tersebut dengan menggempur Gaza dengan serangan udara, menewaskan lebih dari 4.000 orang, dan mengatakan pihaknya akan bertindak untuk membebaskan sandera yang disandera oleh militan Hamas sambil memusnahkan kelompok tersebut.