• News

Israel Mengebom Gereja Ortodoks Yunani di Gaza yang Menampung Para Pengungsi

Tri Umardini | Sabtu, 21/10/2023 02:01 WIB
Israel Mengebom Gereja Ortodoks Yunani di Gaza yang Menampung Para Pengungsi Tim penyelamat membawa seorang wanita yang terluka setelah serangan udara Israel terhadap Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius di Kota Gaza. (FOTO: ANADOLU)

JAKARTA - Serangan udara Israel telah membunuh dan melukai “sejumlah besar” pengungsi yang berlindung di kompleks gereja di Gaza. Hal itu diungkapkan Kementerian Dalam Negeri daerah kantong Palestina yang terkepung.

Serangan itu menyebabkan “sejumlah besar martir dan terluka” di kompleks Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius di Kota Gaza, kata kementerian itu pada Kamis malam (19/10/2023).

Kantor media pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza melaporkan pada hari Jumat (20/10/2023) bahwa 18 warga Kristen Palestina termasuk di antara korban tewas.

Para saksi mata mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa serangan udara tersebut tampaknya ditujukan pada sasaran yang dekat dengan tempat ibadah abad ke-12 di mana banyak warga Gaza yang beragama Kristen dan Muslim mengungsi ketika perang berkecamuk di daerah kantong tersebut.

Militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa jet tempurnya telah menghantam pusat komando dan kendali yang terlibat dalam peluncuran roket dan mortir ke arah Israel.

“Akibat serangan IDF [tentara Israel], tembok sebuah gereja di daerah itu rusak,” katanya, seraya menambahkan “kami mengetahui laporan mengenai korban jiwa. Insiden ini sedang ditinjau.”

Para saksi mata mengatakan serangan itu merusak bagian depan gereja dan menyebabkan bangunan di dekatnya runtuh, dan banyak orang yang terluka dievakuasi ke rumah sakit.

Saint Porphyrius, dibangun sekitar tahun 1150, adalah gereja tertua yang masih digunakan di Gaza. Terletak di lingkungan bersejarah Kota Gaza, gereja ini menawarkan perlindungan bagi orang-orang dari berbagai agama selama beberapa generasi.

Patriarkat Ortodoks Yunani di Yerusalem menyatakan “kecaman paling keras” atas serangan tersebut.

“Menargetkan gereja-gereja dan lembaga-lembaganya, serta tempat perlindungan yang mereka sediakan untuk melindungi warga yang tidak bersalah, terutama anak-anak dan perempuan yang kehilangan rumah mereka akibat serangan udara Israel di wilayah pemukiman selama 13 hari terakhir, merupakan kejahatan perang yang tidak dapat diabaikan.” kata patriarkat dalam sebuah pernyataan.

Menjelaskan kerusakan yang terjadi pada gereja tersebut, militer Israel menyatakan: “Hamas dengan sengaja menanamkan asetnya di wilayah sipil dan menggunakan penduduk Jalur Gaza sebagai tameng manusia.”

Gaza dilanda rentetan tembakan Israel yang tiada henti menyusul serangan pejuang Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Israel menewaskan sedikitnya 1.400 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Kampanye Israel sejak itu telah menewaskan sedikitnya 3.785 warga Palestina di Jalur Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut kementerian kesehatan Hamas. (*)

FOLLOW US