• News

Serangan Terhadap RS di Gaza, Iran Desak Negara-negara Muslim Beri Sanksi pada Israel

Tri Umardini | Kamis, 19/10/2023 03:01 WIB
Serangan Terhadap RS di Gaza, Iran Desak Negara-negara Muslim Beri Sanksi pada Israel Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan selama protes anti-Israel di depan kedutaan Inggris di Teheran. (FOTO: REUTERS)

JAKARTA - Iran mendesak negara-negara Muslim untuk memberi sanksi pada Israel setelah serangan terhadap rumah sakit di Gaza.

Anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) harus memberlakukan embargo minyak dan sanksi lainnya terhadap Israel dan mengusir semua duta besar Israel atas serangan mematikan terhadap Rumah Sakit Arab al-Ahli di Gaza, menurut Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian.

Pernyataan Amirabdollahian muncul dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (19/10/2023) di tengah pertemuan darurat OKI di kota Jeddah, Saudi, untuk membahas meningkatnya konflik Israel-Palestina.

“Menteri luar negeri menyerukan embargo segera dan menyeluruh terhadap Israel oleh negara-negara Islam, termasuk sanksi minyak, selain mengusir duta besar Israel jika hubungan dengan rezim Zionis sudah terjalin,” kata kementerian tersebut.

Amirabdollahian juga menyerukan pembentukan tim pengacara Islam untuk mendokumentasikan potensi kejahatan perang yang dilakukan Israel di Gaza.

Iran tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Pada Selasa malam, serangan udara Israel terhadap sebuah rumah sakit di Gaza menewaskan sekitar 500 orang, menurut warga Palestina, dalam salah satu serangan terburuk sejak kekerasan dimulai pada 7 Oktober 2023.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan pada hari Rabu bahwa ratusan orang tewas dan petugas penyelamat masih mengeluarkan mayat-mayat dari reruntuhan.

Protes pro-Palestina meletus di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara setelah serangan tersebut dan dilakukan di kedutaan besar Israel di Yordania serta Turki dan dekat kedutaan AS di Lebanon.

Demonstrasi juga terjadi di Iran, Maroko, Tunisia, Yaman dan Irak.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas membatalkan pertemuan puncak dengan Presiden AS dan mengatakan ledakan di rumah sakit adalah “pembantaian perang yang mengerikan” dan bahwa “Israel telah melanggar garis merah”.

Namun militer Israel membantah bertanggung jawab atas serangan itu dan mengklaim bahwa roket Palestina yang salah sasaran menghantam rumah sakit.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkata, “Seluruh dunia harus tahu: yang menyerang rumah sakit di Gaza adalah teroris biadab di Gaza, bukan IDF (pasukan Israel).”

“Mereka yang membunuh anak-anak kami secara brutal juga membunuh anak-anak mereka sendiri,” katanya.

Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan sedikitnya 3.300 orang tewas dalam konflik 11 hari tersebut, dan 13.000 orang lainnya terluka.

Di Israel, jumlah korban tewas mencapai 1.400 orang, dan 4.475 orang terluka. (*)

FOLLOW US