• News

Indonesia akan Minta Bantuan China soal Energi Terbarukan di Belt and Road Forum

Yati Maulana | Selasa, 17/10/2023 21:30 WIB
Indonesia akan Minta Bantuan China soal Energi Terbarukan di Belt and Road Forum Kapal tongkang batubara sedang mengantri untuk ditarik di sungai Mahakam di Samarinda, provinsi Kalimantan Timur, Indonesia, 31 Agustus 2019. Foto: Reuters

JAKARTA - Indonesia akan meminta bantuan Tiongkok untuk proyek energi terbarukan dan infrastruktur ketika Presiden Joko Widodo menghadiri Forum Belt and Road mendatang di Beijing, kata seorang menteri kabinet.

Kemitraan apa pun dengan Tiongkok akan sejalan dengan Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) – kesepakatan senilai $20 miliar yang dimiliki Indonesia dengan kelompok negara yang dipimpin AS untuk membantu dekarbonisasi sektor energinya, kata penjabat Kepala Menteri Investasi Erick Thohir dalam wawancara dengan Reuters tentang akhir minggu.

Diskusi JETP belum berjalan mulus. Banyak pejabat senior Indonesia yang mengeluh bahwa negara-negara Barat enggan membiayai penghentian dini pembangkit listrik tenaga batubara dan bahwa pinjaman melalui JETP akan memiliki tingkat bunga yang tinggi.

Negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini telah berjanji untuk mencapai nol emisi gas rumah kaca pada tahun 2060, yang sebagian besar akan melibatkan pembersihan sektor energi.

China telah membuat kemajuan besar dalam pengembangan energi terbarukan dan memiliki pembangkit listrik tenaga air yang sangat besar. Jadi ada baiknya kita mengambil pelajaran dari hal tersebut,” kata Erick seraya menambahkan bahwa kedua negara masih menjajaki kemitraan seperti apa yang bisa dilakukan.

Indonesia akan mengumumkan rencana investasi untuk JETP bulan depan, menjelang KTT iklim COP28 PBB, tiga bulan di belakang target awal.

Erick menolak memberikan rincian pembicaraan JETP, hanya mengatakan: "Kami tidak bisa menunggu...belum ada pendanaan."

Dia menambahkan bahwa Jakarta terbuka untuk bekerja sama dengan negara mana pun yang bersedia membantunya mencapai tujuan iklimnya dan percaya pada potensi ekonomi Indonesia, namun kerja sama apa pun harus sesuai dengan ketentuan Indonesia.

Kita ingin ini sesuai dengan grand plan kita, cetak biru Indonesia, bukan cetak biru negara lain, kata Erick.

Pada Forum Belt and Road pada hari Selasa dan Rabu ini, Jokowi, sebutan untuk presiden Indonesia, akan memamerkan jalur kereta api berkecepatan tinggi sepanjang 142 kilometer (88,23 mil) senilai $7,3 miliar yang baru saja diluncurkan dan diberi nama "Whoosh". Proyek ini didanai oleh pinjaman dari Tiongkok.

Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Jokowi akan mengemukakan rencana perluasan jalur kereta api sekitar 700 kilometer hingga ke Kota Surabaya dan membahas hubungan dagang, kata Erick.

Indonesia juga mendiskusikan rencana tersebut dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang ketika Li berkunjung ke Jakarta pada bulan September.

FOLLOW US