• News

AS Tembak Jatuh Drone Turki di Suriah Setelah Serangan di Dekat Hasakah

Tri Umardini | Sabtu, 07/10/2023 05:01 WIB
AS Tembak Jatuh Drone Turki di Suriah Setelah Serangan di Dekat Hasakah Drone Bayraktar TB2 buatan Turki terbang di pangkalan udara militer Gecitkale dekat Famagusta di Republik Turki Siprus Utara (TRNC) yang memproklamirkan diri. (FOTO: AFP)

JAKARTA - Pentagon mengatakan pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak Turki, yang dianggap sebagai ancaman bagi pasukannya di Suriah, dalam sebuah insiden yang mungkin meningkatkan ketegangan antara sekutu NATO.

Perkembangan ini terjadi pada hari Kamis (5/10/2023) ketika Turki menargetkan pasukan Kurdi di Suriah menyusul serangan bom bunuh diri di Ankara yang diklaim dilakukan oleh Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang.

Pasukan AS mengamati drone yang melakukan penggerebekan pada Kamis pagi, beberapa di antaranya berada di dalam “zona operasi terbatas” (ROZ) dekat Hasakah, sekitar satu kilometer (kurang dari satu mil) dari pasukan Washington, kata juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder kepada wartawan.

Beberapa jam kemudian, sebuah pesawat tak berawak Turki kembali ke ROZ dan terbang menuju pasukan Amerika meskipun seorang pejabat AS mengatakan ada selusin panggilan telepon ke militer Ankara.

Ryder mengatakan “komandan AS menilai… UAV, yang sekarang berjarak kurang dari setengah kilometer dari pasukan AS, berpotensi menjadi ancaman,” menggunakan singkatan dari kendaraan udara tak berawak.

“Pesawat tempur F-16 AS kemudian menembak jatuh UAV tersebut untuk membela diri,” katanya.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin berbicara dengan Menteri Pertahanan Turki Yasar Guler pada hari Kamis, mendesak “deeskalasi di Suriah utara dan pentingnya menjaga kepatuhan ketat terhadap protokol de-konflik dan komunikasi melalui saluran antarmiliter yang sudah ada,” kata Ryder dalam sebuah pernyataan. penyataan.

Kementerian Pertahanan Turki membenarkan pembicaraan tersebut, dengan mengatakan kedua pejabat tersebut membahas “perkembangan terkini di Suriah”.

Sinem Koseoglu dari Al Jazeera, melaporkan dari Istanbul, mengatakan UAV itu bukan milik militer Turki, menurut sebuah pernyataan.

“Bukan hanya militer Turki yang melakukan operasi kontraterorisme di Irak utara dan Suriah,” katanya.

Dia mengatakan bahwa intelijen Turki dan gendarmerie Kementerian Dalam Negeri juga ikut serta dalam operasi tersebut.

Serangan lintas batas

Pada Kamis malam, serangan udara militer Turki menewaskan 26 pejuang dan menghancurkan 30 sasaran pejuang Kurdi di Suriah utara, termasuk sumur minyak, fasilitas penyimpanan dan tempat berlindung, dan “menetralisir” banyak pejuang, kata kementerian pertahanan Turki.

Alan Fisher dari Al Jazeera, melaporkan dari Washington, mengatakan para pejabat Turki mengatakan operasi tersebut dilakukan sebagai bagian dari hak pertahanan diri negara tersebut.

Turki telah memperingatkan negara-negara lain untuk menjauh dari wilayah yang dikuasai kelompok yang akan terus menjadi sasarannya,” katanya.

AS memiliki sekitar 900 tentara yang dikerahkan di Suriah sebagai bagian dari upaya internasional untuk memerangi kelompok bersenjata ISIS (ISIS), dan sering melakukan serangan yang menargetkan para pejuang tersebut.

Pasukan AS bermitra dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang memimpin pertempuran yang mengusir pejuang ISIS dari wilayah terakhir yang mereka kuasai di negara tersebut pada tahun 2019.

Namun, Turki memandang Unit Perlindungan Rakyat Kurdi yang mendominasi SDF sebagai cabang dari PKK, yang dianggap sebagai kelompok “teroris” oleh Ankara dan sekutu Baratnya.

Serangan Turki terhadap sasaran militer dan infrastruktur di wilayah yang dikuasai Kurdi di Suriah menewaskan sedikitnya sembilan orang pada hari Kamis, menurut pasukan keamanan Kurdi.

Suriah mempunyai gabungan kekuatan berbahaya yang sering kali bersifat antagonis yang beroperasi di darat dan di udara, termasuk diantaranya dari pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, Rusia, Amerika Serikat, Turki, kelompok bersenjata yang terkait dengan Iran, pejuang Kurdi, dan lain-lain. (*)

 

FOLLOW US