• Bisnis

Obligasi Mesir Melemah Setelah Moody`s Turunkan Peringkat akibat Krisis Ekonomi

Tri Umardini | Sabtu, 07/10/2023 03:01 WIB
Obligasi Mesir Melemah Setelah Moody`s Turunkan Peringkat akibat Krisis Ekonomi Obligasi Mesir Melemah Setelah Moody`s Turunkan Peringkat akibat Krisis Ekonomi (FOTO: REUTERS)

JAKARTA - Obligasi dolar Mesir anjlok setelah lembaga pemeringkat Moody`s menurunkan peringkat kredit negara itu lebih dalam ke wilayah sampah (junk), meningkatkan tekanan pada negara yang kekurangan uang itu menjelang pemilihan umum pada bulan Desember.

Pada hari Kamis (6/10/2023), Moody`s menurunkan Mesir satu tingkat ke “Caa1” dari “B3”, tujuh tingkat ke peringkat sampah, dengan alasan memburuknya kemampuan utang negara tersebut.

Negara ini berada di tengah krisis ekonomi yang parah, dengan rekor inflasi, utang pemerintah yang terpuruk, dan anjloknya mata uang yang telah mendorong lebih banyak warganya mencari rute berisiko ke luar negeri.

Seluruh obligasi dolar negara Mesir turun lebih rendah, dengan sebagian besar diperdagangkan pada level terendah sejak Mei.

Mesir telah menurunkan nilai mata uang pound menjadi setengah dari nilai sebelumnya pada tahun ini hingga bulan Maret.

Namun, pada hari Kamis, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan kepada Bloomberg bahwa Mesir akan terus “menghabiskan” cadangan devisanya kecuali jika negara tersebut melakukan devaluasi lagi.

Georgieva juga mengatakan kepada Bloomberg bahwa ada “keterlibatan konstruktif” dengan Mesir, dan ia mengharapkan “kerja yang lebih sistematis” antara tim IMF dan pemerintah dalam beberapa minggu mendatang.

Warga Mesir diperkirakan akan pergi ke tempat pemungutan suara untuk memilih presiden mereka pada 10-12 Desember.

Sejumlah politisi telah mengumumkan pencalonan mereka untuk mencalonkan diri sebagai presiden tertinggi di negara tersebut, namun tidak ada satupun yang menjadi tantangan serius bagi Presiden Abdel Fattah el-Sisi, yang telah berkuasa sejak tahun 2014 – setahun setelah menggulingkan Presiden pertama yang terpilih secara demokratis di negara tersebut, Mohamed. Morsi dari Ikhwanul Muslimin.

Pembatasan penggunaan kartu debit

Sementara itu, setidaknya dua bank Mesir pada minggu ini menangguhkan penggunaan kartu debit pound Mesir di luar negeri untuk menghentikan terkurasnya mata uang asing.

Arab African International Bank mengirimkan pemberitahuan kepada nasabah pada hari Rabu dan Arab International Bank mengirimkan pemberitahuan pada hari Kamis yang mengumumkan penangguhan, menurut beberapa nasabah yang berbicara kepada kantor berita Reuters.

Perwakilan nasabah Arab African International Bank membenarkan tindakan tersebut dan mengatakan hal tersebut disebabkan oleh kekurangan devisa negaranya, menurut laporan Reuters.

Seorang bankir di Mesir mengatakan semua bank menghadapi masalah serupa akibat kekurangan mata uang, namun masing-masing bank mengambil keputusan secara terpisah.

Sejumlah besar pemegang kartu debit telah menggunakan kartu tersebut untuk melakukan pembelian dalam jumlah besar, seringkali di Uni Emirat Arab, berupa emas, telepon seluler, dan produk lainnya untuk memanfaatkan nilai tukar resmi pound Mesir yang rendah.

Transaksi kartu debit dikenakan tarif resmi sekitar 31 pound per dolar sedangkan di pasar gelap, satu dolar dijual dengan harga sekitar 40 pound. Mesir telah mempertahankan mata uangnya terhadap dolar sejak bulan Maret meskipun terdapat kesenjangan yang semakin besar dengan nilai tukar pasar gelap.

“Kadang-kadang mereka hanya mengirimkan kartunya (tanpa meninggalkan Mesir), dan mereka membeli sesuatu dengan kartu tersebut. Anda menemukan ada empat atau lima orang dari keluarga yang sama,” kata bankir tersebut kepada Reuters.

Bank-bank lain kemungkinan akan memberlakukan pembatasan serupa pada minggu depan, bankir itu menambahkan.

Bank-bank dalam beberapa bulan terakhir juga telah memperketat jumlah nasabah mata uang asing yang dapat membeli di Mesir dan berapa banyak yang dapat mereka bebankan ke kartu kredit mereka selama berada di luar negeri. (*)

 

FOLLOW US