JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama dengan perusahaan farmasi asal Jepang, Takeda, merilis kampanye nasional pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD), Rabu (27/9/2023).
Kampanye bertajuk #Ayo3MplusVaksinDBD ini merupakan bagian dari kerja sama antara Kemenkes dengan Takeda terkait dukungan program pencegahan dan pengendalian DBD di Indonesia, salah satunya melalui program vaksinasi.
"DBD sudah lama jadi masalah di Indonesia, sampai saat ini incidence rate DBD masih berputar di angka 20-50 per 100 ribu penduduk. Sekarang target kita adalah zero death [nol kematian] pada 2030," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu di Setiabudi, Jakarta Selatan pada Rabu (27/9/2023).
Maxi mengatakan, Kemenkes telah berupaya dengan langkah strategis pencegahan DBD, salah satunya melalui kampanye 3M Plus yang terdiri dari menguras dan menyikat; menutup tempat penampungan air; mendaur ulang barang bekas; serta mencegah perkembangbiakan nyamuk.
Namun, dia mengungkapkan perlu adanya inovasi selain kampanye tersebut, utamanya yang melibatkan masyarakat. Salah satu program yang dapat digalakkan adalah vaksin DBD.
"Yang sangat efisien adalah vaksin. Vaksin DBD ini sudah tahap implementasi dari Takeda," kata Maxi.
Adapun, dia menyatakan bahwa Kemenkes tengah menggodok vaksin DBD untuk dapat menjadi vaksin program yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Gamze Yuceland selaku GEM President Takeda Pharmaceuticals menyatakan antusias karena bisa diberi kesempatan berkolaborasi untuk memerangi dengue di Indonesia.
"Karena DBD ini jadi salah satu penyebab kematian anak-anak tertinggi di Indonesia," kata Gamze.
Sukamto Koesnoe, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia mengatakan bahwa efektivitas dari vaksin DBD ini sekitar 85,9% baik untuk yang sudah ada antibodi maupun belum ada antibodi.
"Efikasi di atas 70% itu sudah baik ya. Untuk vaksin ini itu diamati 54 bulan efikasinya sekitar 85,9%," ujar Sukamto.
Sebagai informasi, berdasarkan data Kemenkes, jumlah kasus DBD dari awal tahun 2023 sampai dengan minggu ke-33 adalah 57.884 kasus dengan 422 kematian, yang telah dilaporkan oleh 462 Kab/Kota di 34 Provinsi Indonesia.
Dari kasus 95.895 kasus demam berdarah yang tercatat sepanjang 2021 lalu, 36,10 persennya merupakan golongan produktif dari rentang umur 15-44 tahun.