Orang-orang memegang plakat di Krakow Polandia selama demonstrasi menentang perang dan genosida di Ukraina. (FOTO: REUTERS)
JAKARTA - Penyelidik PBB yang menyelidiki pelanggaran di Ukraina sejak invasi besar-besaran Rusia telah memperingatkan bahwa beberapa retorika yang disebarkan oleh media Rusia dapat mengarah pada hasutan untuk melakukan genosida.
Berbicara di hadapan Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada hari Senin, kepala tim investigasi, Erik Mose, menyuarakan keprihatinannya “tentang tuduhan genosida di Ukraina”.
“Misalnya, beberapa retorika yang disebarkan di negara Rusia dan media lain mungkin merupakan hasutan untuk melakukan genosida,” katanya, seraya menambahkan bahwa tim tersebut “melanjutkan penyelidikannya terhadap isu-isu tersebut”.
Hakim Norwegia tersebut mengepalai Komisi Penyelidikan (COI) yang beranggotakan tiga orang, yang dibentuk oleh dewan tersebut untuk menyelidiki pelanggaran yang dilakukan sejak invasi besar-besaran Rusia terhadap tetangganya pada Februari tahun lalu.
Dalam laporan lengkap pertamanya pada bulan Maret, tim tersebut menetapkan bahwa pihak berwenang Rusia telah melakukan “berbagai kejahatan perang”.
Mose mengatakan pada saat itu bahwa komisi tersebut mengetahui tuduhan genosida, termasuk pemindahan paksa anak-anak Ukraina ke wilayah yang berada di bawah kendali Rusia, dan berjanji untuk menyelidikinya.
Dalam pembaruannya kepada dewan pada hari Senin, Mose menyesalkan “kurangnya kejelasan dan transparansi mengenai keseluruhan, keadaan, dan kategori anak-anak yang dipindahkan”, dan mengatakan tim tersebut terus melakukan penyelidikan.
“Apakah hal itu juga akan menimbulkan isu genosida akan diklarifikasi dalam penyelidikan kami,” katanya kepada wartawan.
Laporan bulan Maret juga menyebutkan bahwa Moskow berada di balik sejumlah besar kejahatan perang lainnya, termasuk serangan luas terhadap warga sipil dan infrastruktur, pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan serta kekerasan seksual lainnya.
Mose mengatakan pada hari Senin bahwa komisi tersebut, yang telah melakukan perjalanan lebih dari 10 kali ke Ukraina, kini “melakukan penyelidikan yang lebih mendalam” yang “juga dapat mengklarifikasi apakah penyiksaan dan serangan terhadap infrastruktur energi merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan”.
Antara lain, dia mengatakan tim sedang menyelidiki penyebab kehancuran bendungan Nova Kakhovka di wilayah yang dikuasai Rusia pada 6 Juni.
Tim tersebut juga telah mengumpulkan lebih banyak bukti yang menunjukkan penggunaan penyiksaan yang “meluas dan sistematis” oleh angkatan bersenjata Rusia, kata anggota komisi Pablo de Greiff kepada wartawan.
Penyiksaan ini sebagian besar terjadi di pusat penahanan yang dikendalikan oleh otoritas Rusia, dan dalam beberapa kasus sangat brutal hingga korbannya meninggal, katanya.
“Karena tidak mempunyai akses ke tempat-tempat penahanan yang berada di bawah kendali Federasi Rusia, mustahil untuk menghitung secara pasti jumlah orang yang mungkin meninggal akibat praktik ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa hal tersebut tampaknya merupakan “tindakan yang wajar. jumlah besar".
Pemerkosaan dan kekerasan seksual lainnya juga meluas.
Di wilayah Kherson, komisi tersebut menemukan bahwa “tentara Rusia memperkosa dan melakukan kekerasan seksual terhadap perempuan berusia antara 19 hingga 83 tahun”, kata Mose.
Menunjuk pada “skala dan beratnya pelanggaran dan kejahatan terkait yang telah dilakukan di Ukraina oleh angkatan bersenjata Rusia”, ia menekankan “perlunya akuntabilitas”.
Para penyelidik sedang dalam proses menyusun daftar tersangka pelaku, yang “pada waktunya akan diserahkan kepada Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia”, katanya.
Tim tersebut, katanya, juga mendesak pihak berwenang Ukraina untuk “menyelidiki secara cepat dan menyeluruh beberapa kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan mereka sendiri”.
Kasus-kasus pelecehan yang ditemukan di pihak Ukraina sebagian besar melibatkan penggunaan senjata peledak yang berdampak pada penduduk sipil dan penganiayaan terhadap tentara Rusia yang ditahan, kata para penyelidik.
Namun Mose menekankan bahwa tidak ada bandingannya dengan keragaman dan banyaknya pelanggaran yang dilakukan pihak Rusia. (*)