• News

Hujan Modifikasi Diklaim Sukses Turunkan Polutan Jabodetabek

Pamudji Slamet | Sabtu, 23/09/2023 12:18 WIB
Hujan Modifikasi Diklaim Sukses Turunkan Polutan Jabodetabek Ilustrasi.Hujan (foto: wordpress.com)

JAKARTA - Hujan hasil operasi modifikasi cuaca berhasil menurunkan indeks polutan di wilayah Jabodetabek. Dari operasi ini Bogor mengalami hujan dengan intensitas tinggi dibanding wilayah lain.

Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Budi Harsoyo mengatakan, operasi teknologi modifikasi cuaca dilaksanakan sejak 24 Agustus 2023.

"Hujan paling efektif meluruhkan indeks kualitas udara menjadi lebih baik, tapi ini tidak bisa terjadi setiap hari," kata Budi dalam sebuah dialog tentang polusi udara yang dipantau di Jakarta, Sabtu (23/9/2023).

Selama pelaksanaan operasi dalam periode 24 Agustus sampai 10 September 2023, hujan banyak terjadi ada di wilayah Bogor. Hal ini dinilai normal karena Bogor adalah daerah dengan topografi tinggi. Sebab, awan potensial yang terbentuk di daerah Bogor hampir setiap hari. Awan ini terbentuk dari proses orografis.  

Budi menjelaskan, proses orografis adalah proses pembentukan awan yang terjadi karena bertemu dengan topografi tinggi. Pertemuan ini mendorong terjadinha pengangkatan masa udara dan di situ terbentuk awan konvektif atau awan kumulus.  

Ketika musim kemarau, awan yang terbentuk memiliki kandungan uap air sedikit. Kondisi itu bisa dilihat dari profil kelembapan udara di lapisan atas yang sangat kering. Bila menjadi hujan, maka hujannya hanya dengan intensitas ringan dan durasi pendek.

"Kejadian hujan yang cukup besar sempat terjadi tanggal 20 Agustus 2023 di wilayah Bogor sampai ke Depok. Kemudian, hujan deras juga terjadi pada tanggal 27 Agustus 2023 sampai ke wilayah Jakarta Selatan dan meluas hingga Bandara Soekarno-Hatta," papar Budi.

Dia menambahkan, dstribusi hujan terkonsentrasi di Kota Bogor. Sebab, di kota berjuluk kota hujan ini hampir setiap hari terdapat awan kumulus yang terbentuk karena proses orografis. 

Hasil hujan paling signifikan terjadi di tanggal 27 Agustus 2023 mencapai 64,2 milimeter dan tanggal 8 September 2023 mencapai 45,6 milimeter.

Pada 27 Agustus 2023, hujan intensitas tinggi di Bogor bahkan sampai ke Jakarta berhasil menurunkan konsentrasi PM2,5.

Data stasiun pemantauan indeks kualitas udara di Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, menunjukkan sebelum hujan turun konsentrasi PM2,5 mencapai 97 mikrogram per meter kubik. Setelah hujan deras selama 1,5 jam, konsentrasi PM2,5 berubah ke angka 20 mikrogram per meter kubik.

Hujan deras yang terjadi juga menurunkan konsentrasi polutan PM2,5 di Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat, dari sebelumnya 87 mikrogram per meter kubik menjadi 12 mikrogram per meter kubik.

Sedangkan, wilayah Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya indeks kualitas udara tidak terlalu membaik karena hujan yang turun saat itu intensitas ringan.

Pada 8 September 2023, curah hujan cukup tinggi juga terjadi di Bogor. Hanya saja Jakarta tidak kebagian hujan. Hujan saat itu juga menurunkan konsentrasi PM2,5 terutama di wilayah Bogor.

Budi mengungkapkan meski teknologi modifikasi cuaca bisa menurunkan hujan yang berdampak terhadap perbaikan indeks kualitas udara, namun teknologi itu sebaiknya tidak dijadikan upaya permanen.

Menurutnya, akar masalah polusi udara di Jabodetabek harus dicarikan akar masalahnya agar kejadian serupa tidak rutin terulang setiap tahun.

"Kenapa teknologi itu dimanfaatkan? Karena paling tidak adalah upaya yang paling bisa dengan cepat membuat indeks kualitas udara menjadi lebih baik," ujar Budi.

 

FOLLOW US