• Kabar Pertanian

PSPP Vol 8, Kementan Target Makin Banyak Wirausaha Pertanian

Agus Mughni Muttaqin | Minggu, 17/09/2023 10:51 WIB
PSPP Vol 8, Kementan Target Makin Banyak Wirausaha Pertanian Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi memberikan keterangan pers terkait Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) Vol 8, di Jakarta, Kamis (14/9). (Foto: Kementan)

JAKARTA – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan dua target yang ingin dicapai dari Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) Vol. 8 dengan tema `Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Pertanian Mengantisipasi El Nino`.

Target jangka pendek yaitu terjadi peningkatkan kapasitas petani dalam meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Adapun target jangka panjangnya yaitu petani bisa berwirausaha dari hasil produk yang telah dihilirisasi tersebut.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya selalu berupaya untuk melakukan hilirisasi. Dia pun berharap hilirisasi di sektor pertanian ke depan tidak hanya terbatas pada komoditas perkebunan, seperti sawit. Melainkan juga pada komoditas lain, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun peternakan.

"Hilirisasi menjadi kunci dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing berbagai komoditas pertanian," kata SYL, sapaan Mentan Syahrul.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa hilirisasi pertanian merupakan kunci untuk meningkatkan pendapat petani. Semakin hilir suatu produk pertanian, kata dia, tingkat pendapatan petani juga akan semakin tinggi.

"Jadi, target jangka pendek esensinya adalah bagaimana petani itu mengerti bahwa sesungguhnya keuntungan terbesar itu ada di hilir. Inilah yang harus betul-betul dipahami dan disadari oleh para petani," kata Dedi saat memberikan keterangan pers pada Kamis (14/9).

Apalagi, lanjut Dedi, tingkat kesulitan dan risiko di sektor hulu jauh lebih besar dibandingkan dengan di hilir. Risikonya antara lain kekeringan, kebanjiran, serangan organime pengganggu tanaman (OPT), dan waktu yang diperlukan jauh lebih panjang.

"Misalnya padi perlu empat bulan, ubi kurang lebih tiga-empat bulan, jagung juga kurang lebih segitu. Apalagi kalau komoditasnya tanaman keras, misalkan tanaman perkebunan atau tanaman hortinya yang buah-buahan itu lebih panjang lagi," kata Dedi.

Oleh karena itu, Dedi berharap melalui pelatihan ini keterampilan petani bisa meningkat dalam meningkatkan nilai tambah dari produknya, sehinga mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Adapun target jangka panjangnya adalah lahirnya petani yang berwirausaha. "Kenapa? karena sebetulnya pertanian itu harus menghasilkan duit sebanyak-banyak," kata Dedi.

Dengan berwirausaha, kata Dedi, petani mendapatkan keuntungan yang banyak, petani dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, petani dapat menabung, bahkan petani dapat meningkatkan kapasitas produksinya.

"Kalau dia (petani) tingkatkan kapasitas produksinya berarti pendapatannya juga akan semakin meningkat. Jangka panjangnya itu," imbuh Dedi.

Sebagai informasi, PSPP Vol. 8 akan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 19-21 September 2023 yang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian ataupun lokasi lainnya.

Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 1.800.000 orang yang terdiri dari petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia. Di antaranya sebanyak 60 orang mengikuti secara tatap muka di di BBPKH Cinagara.

Narasumber pelatihan ini antara lain Badan PPSDMP, BSIP, akademisi, Widyaiswara, Penyuluh Pertanian, praktisi, serta pejabat pada instansi yang terkait dengan peningkatan nilai tambah pertanian.

Adapun materi meliputi kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, hilirisasi produk pertanian terstandar menuju kemandirian pangan, pengawetan bahan pakan ternak.

Penanganan hasil pertanian berbasis GHP pada situasi El Nino, perhitungan nilai tambah produk pertanian, penanganan limbah ternak, penerapan smart digital marketing, dan rencana implementasi.

FOLLOW US