• Kabar Pertanian

Kementan Latih Petani dan Penyuluh Lakukan Hilirisasi Pertanian

Agus Mughni Muttaqin | Kamis, 14/09/2023 21:49 WIB
Kementan Latih Petani dan Penyuluh Lakukan Hilirisasi Pertanian Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi memberikan keterangan pers terkait Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) Volume delapan, di Jakarta, Kamis (14/9). (Foto: Kementan)

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan pendampingan kepada petani agar mampu melakukan hilirisasi pertanian.

Diketahui bahwa tujuan pembangunan pertanian menyediakan pangan bagi 280 juta penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menggenjot ekspor. Hilirisasi sendiri diyakini sebagai kunci pembangunan pertanian ke depan.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya selalu berupaya untuk melakukan hilirisasi. Hilirisasi di sektor pertanian tidak hanya terbatas pada komoditas perkebunan, seperti sawit. Melainkan juga pada komoditas lain, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun peternakan.

"Hilirisasi menjadi kunci dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing berbagai komoditas pertanian," kata Mentan Syahrul, yang beken disapa SYL.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa hilirisasi pertanian merupakan kunci untuk meningkatkan pendapat petani. Semakin hilir suatu produk pertanian, kata dia, tingkat pendapatan petani juga akan semakin tinggi.

"Kenapa? karena setiap tahapan olahan outputnya pasti akan menghasilkan duit yang lebih besar," kata Dedi saat memberikan keterangan pers terkait Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh (PSPP) Volume delapan dengan tema `Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Pertanian Mengantisipasi El Nino`, Jakarta, Kamis (14/9).

Selama ini petani menjual gabahnya paling untung Rp 4.000 per kg, sekarang di atas Rp 6.000 per kg, tetapi biasanya apalagi saat panen raya hanya Rp 3.000-Rp 4.000 per kg.

Dedi mengatakan, jika gabah ini diolah atau dikeringkan menggunakan dryer, kemudian setelah itu dimasukukan rice milling outputnya adalah beras premium. Saat ini beras premium harganya sudah Rp 13.000 per kg, yang sebelumnya hanya Rp 9.000 -Rp 10.000 per kg.

"Sekarang dari Rp 6.000 kg menjadi Rp 13.000 per kg sudah beberapa kali lipat. Artinya dari gabah ke beras itu memberikan nilai tambah yang luar biasa, apalagi kalau berasnya beras premium," kata Dedi.

Tak sampai di situ, dari proses gabah menjadi beras ternyata juga menghasilkan katul/bekatul, dedak halus yang masih bercampur dengan katul, dedak kasar, dan sekam.

"Katul itu harganya Rp 6.000 per kg, apalagi kalau katulnya yang banyak masih ada menirnya itu, diolah menjadi sereal itu harganya Rp 9.000 per satu ons, berarti satu kg yang sudah dikemas itu menjadi Rp 90.000 per kg," imbuh dia.

Sebagai informasi, PSPP Vol. 8 akan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 19 - 21 September 2023 yang dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara dan secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian ataupun lokasi lainnya.

Peserta pelatihan ditargetkan sebanyak 1.800.000 orang yang terdiri dari petani, penyuluh, dan insan pertanian lainnya di seluruh Indonesia. Di antaranya sebanyak 60 orang mengikuti secara tatap muka di di BBPKH Cinagara.

Narasumber pelatihan ini antara lain Badan PPSDMP, BSIP, akademisi, Widyaiswara, Penyuluh Pertanian, praktisi, serta pejabat pada instansi yang terkait dengan peningkatan nilai tambah pertanian.

Adapun materi meliputi kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, hilirisasi produk pertanian terstandar menuju kemandirian pangan, pengawetan bahan pakan ternak.

Penanganan hasil pertanian berbasis GHP pada situasi El Nino, perhitungan nilai tambah produk pertanian, penanganan limbah ternak, penerapan smart digital marketing, dan rencana implementasi.

FOLLOW US