• Sains

Riset: Wanita Hamil yang Terpapar Polusi Udara Bakal Lahirkan Bayi Lebih Kecil

Yati Maulana | Sabtu, 09/09/2023 15:03 WIB
Riset: Wanita Hamil yang Terpapar Polusi Udara Bakal Lahirkan Bayi Lebih Kecil Polusi udara di Kota Jakarta. (FOTO: ANTARA)

JAKARTA - Menurut sebuah penelitian baru, ibu hamil yang terpapar polusi udara lebih mungkin melahirkan bayi dengan ukuran lebih kecil. Sebaliknya, penelitian menunjukkan bahwa tinggal di daerah yang banyak pepohonan dan ruang hijau dapat mengimbangi dampak buruk polusi terhadap berat badan lahir.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah menghadapi peningkatan risiko terkena asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) seiring bertambahnya usia. Para ilmuwan berpendapat bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mengurangi polusi udara dan menjadikan kawasan perkotaan lebih hijau untuk lebih melindungi bayi dan sistem pernapasan mereka yang sedang berkembang.

Penelitian terbaru ini didasarkan pada data dari penelitian Respiratory Health in Northern Europe (RHINE), yang mencakup lebih dari 4.000 anak dan ibu mereka dari Denmark, Norwegia, Swedia, Islandia, dan Estonia. Para peneliti menilai “kehijauan” lingkungan ibu hamil dengan menganalisis citra satelit mengenai kepadatan vegetasi, termasuk hutan, lahan pertanian, dan taman kota.

Selain itu, studi ini juga mempertimbangkan data tentang lima polutan: nitrogen dioksida (NO2), ozon, karbon hitam (BC), dan dua jenis partikel halus (PM2.5 dan PM10). Semua tingkat polusi udara rata-rata berada dalam batas yang ditetapkan oleh Uni Eropa. Para peneliti kemudian mengkorelasikan temuan ini dengan berat lahir bayi, mengendalikan variabel-variabel seperti usia ibu, kebiasaan merokok, dan kondisi kesehatan lainnya.

“Masa pertumbuhan bayi di dalam rahim sangat penting untuk perkembangan paru-paru. Kita tahu bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah rentan terhadap infeksi dada, dan hal ini dapat menyebabkan masalah seperti asma dan COPD di kemudian hari,” kata Robin Sinsamala, peneliti di Universitas Bergen di Norwegia, dalam rilis medianya. “Hasil kami menunjukkan bahwa wanita hamil yang terpapar polusi udara, bahkan pada tingkat yang relatif rendah, akan melahirkan bayi yang lebih kecil.”

Mereka menemukan bahwa peningkatan tingkat polusi udara dikaitkan dengan penurunan berat badan lahir. Secara khusus, PM2.5, PM10, NO2, dan BC dikaitkan dengan pengurangan berat rata-rata masing-masing sebesar 56g, 46g, 48g, dan 48g. Namun, jika kehijauan suatu daerah diperhitungkan, dampak polusi terhadap berat badan lahir akan berkurang. Para ibu yang tinggal di daerah yang lebih hijau melahirkan bayi yang rata-rata memiliki berat 27 gram lebih berat dibandingkan ibu yang tinggal di daerah yang kurang hijau.

“Penelitian ini menambah semakin banyak bukti mengenai dampak berbahaya dari polusi udara, terutama pada bayi dan anak kecil yang rentan. Meskipun setiap individu mungkin merasa kesulitan untuk membatasi paparan polusi udara, upaya kolektif harus dilakukan untuk memberikan tekanan kepada pemerintah dan pembuat kebijakan untuk meningkatkan kualitas udara,” kata Profesor Arzu Yorgancioğlu, Ketua Dewan Advokasi Masyarakat Pernafasan Eropa.

Para penulis penelitian mempresentasikan temuan mereka di Kongres Internasional Masyarakat Pernafasan Eropa di Milan, Italia.

FOLLOW US