• News

Ukraina Berharap Tekanan Internasional ke Rusia agar Memulangkan Anak-anak

Yati Maulana | Jum'at, 08/09/2023 11:01 WIB
Ukraina Berharap Tekanan Internasional ke Rusia agar Memulangkan Anak-anak Svitlana Riabtseva memeluk anak-anaknya Angelina, 10, dan Oleksandr, 9, setelah mereka kembali dari perbatasan Ukraina-Belarus, 3 September 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Komisioner hak asasi manusia Ukraina menyerukan lebih banyak tekanan internasional terhadap Moskow untuk membantu Kyiv membawa pulang ribuan anak-anak Ukraina yang menurut Kyiv telah dibawa secara ilegal ke Rusia selama perang.

Dmytro Lubinets berbicara kepada Reuters di Kyiv beberapa hari setelah beberapa anak di bawah umur bertemu kembali dengan orang tua mereka di Ukraina barat pada hari Sabtu setelah perjalanan pulang dari Rusia dan daerah yang dikuasai Rusia.

“Ketika Rusia merasakan tekanan internasional, saat itulah kita dapat memulangkan lebih banyak anak-anak Ukraina,” katanya.

Segalanya menjadi "lebih mudah" sejak Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Maret.

ICC menuduh Putin dan Komisaris Hak Anak Rusia Maria Lvova-Belova melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak dari Ukraina secara ilegal.

Moskow, yang melakukan invasi pada Februari 2022, berulang kali membantah pasukannya terlibat dalam kejahatan perang atau mengambil paksa anak-anak Ukraina. Dikatakan bahwa mereka mengangkut anak-anak Ukraina untuk melindungi mereka dari pertempuran di lapangan.

Ukraina telah memulangkan 406 anak sejauh ini dan tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah total anak-anak tersebut karena negara tersebut tidak memiliki akses ke Rusia atau wilayah pendudukan di selatan dan timur, kata Lubinets.

Kyiv telah mengidentifikasi dan memverifikasi hampir 20.000 orang yang telah diculik, katanya.

Anak-anak yang ingin dikembalikan oleh Ukraina termasuk anak-anak yang diambil dari panti asuhan, mereka yang memiliki orang tua tetapi “diculik” dan dibawa pergi, anak-anak yang menjadi yatim piatu selama perang dan mereka yang dipisahkan dari orang tua mereka selama penyaringan, tambahnya.

Svitlana Riabtseva, 39, termasuk di antara sekelompok orang tua yang dipertemukan kembali dengan anak-anak mereka pada Sabtu malam di Ukraina barat tempat mereka tiba dari Rusia melalui negara lain.

Dia mengatakan dia telah memasukkan anak-anaknya, yang sekarang berusia 10 dan 9 tahun, ke sekolah berasrama negeri di Kupiansk, sebuah kota di timur yang saat itu diduduki oleh Rusia. Dia mengatakan dia kembali lima hari kemudian dan menemukan anak-anak itu telah dibawa pergi dan diangkut dengan bus ke Ukraina yang diduduki Rusia.

“Saya panik, saya histeris,” katanya kepada Reuters di Kyiv, Rabu.

Kupiansk dibebaskan pada bulan September dalam serangan balasan Ukraina. Kekacauan terjadi dan tidak ada koneksi seluler. Riabtseva mengatakan dia akhirnya bisa meminta bantuan dari pihak berwenang Ukraina yang membawa kembali anak-anak tersebut ke wilayah Ukraina akhir pekan lalu.

"Mereka (anak-anak) masih tampak ketakutan dan takut pada segalanya. Mereka tidak membicarakannya sama sekali."

Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen rincian keterangannya.

Lubinet menggambarkan proses pemulangan anak-anak itu “sangat sulit”. Dia mengatakan dia tidak ingin membeberkan mekanismenya agar tidak mengganggu misi di masa depan.

Ia mengatakan Ukraina bermitra dengan kelompok non-pemerintah seperti Orphans Feeding Foundation, sebuah LSM Belanda yang membantu mengoordinasikan program yang diluncurkan oleh kantor kepresidenan dengan slogan "Bring Kids Back UA".

Lubinets mengatakan sembilan anak dibawa kembali ke Ukraina pekan lalu. Sebelas dikembalikan pada minggu sebelumnya.

FOLLOW US