• News

Fokus Bahas Kesepakatan Ekspor Gandum, Putin akan Bertemu Erdogan di Rusia

Yati Maulana | Senin, 04/09/2023 16:30 WIB
Fokus Bahas Kesepakatan Ekspor Gandum, Putin akan Bertemu Erdogan di Rusia Pemandangan terminal sereal dengan silo biji-bijian di pelabuhan Laut Hitam Constanta, Rumania, 11 Mei 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Presiden Turki Tayyip Erdogan akan berusaha meyakinkan pemimpin Kremlin Vladimir Putin untuk kembali ke kesepakatan ekspor biji-bijian Ukraina yang membantu meringankan krisis pangan global, ketika kedua pemimpin bertemu di resor Sochi di Laut Hitam Rusia pada Senin, 4 September 2023.

Rusia keluar dari perjanjian tersebut pada bulan Juli – setahun setelah perjanjian tersebut ditengahi oleh PBB dan Turki – dengan keluhan bahwa ekspor makanan dan pupuk mereka menghadapi hambatan dan tidak cukupnya pasokan gandum Ukraina ke negara-negara yang membutuhkan.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pembicaraan dengan Erdogan, yang sebelumnya memainkan peran penting dalam meyakinkan Putin agar tetap berpegang pada kesepakatan, akan dilakukan pada siang hari, waktu Moskow.

“Kami memainkan peran utama di sini,” kata kepala penasihat kebijakan luar negeri dan keamanan Erdogan, Akif Cagatay Kilic, dalam sebuah wawancara di saluran televisi A Haber.

“Status saat ini (kesepakatan gandum) akan dibahas pada pertemuan puncak pada hari Senin. Kami berhati-hati, namun kami berharap dapat mencapai kesuksesan,” kata Kilic.

Kesepakatan itu bertujuan untuk menyalurkan gandum dari Ukraina ke pasar dunia melalui Laut Hitam dan meredakan krisis pangan global yang menurut PBB telah diperburuk oleh invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu.

Rusia dan Ukraina adalah dua produsen pertanian utama dunia, dan pemain utama di pasar gandum, barley, jagung, rapeseed, minyak rapeseed, biji bunga matahari, dan minyak bunga matahari.

Putin telah berulang kali mengatakan bahwa negara-negara Barat harus disalahkan atas kepergian Rusia dari perjanjian tersebut karena negara tersebut gagal menerapkan memorandum terpisah yang disepakati dengan PBB.

Namun Putin juga mengatakan Rusia bisa kembali ke kesepakatan gandum jika Barat memenuhi komitmennya dalam kesepakatan tersebut.

USULAN PBB
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan pada hari Kamis bahwa ia telah mengirimkan “serangkaian proposal konkret” kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yang bertujuan untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut.

Untuk meyakinkan Rusia agar menyetujui perjanjian awal, perjanjian tiga tahun dibuat pada saat yang sama dimana para pejabat PBB setuju untuk membantu Rusia dalam ekspor makanan dan pupuknya sendiri.

Salah satu tuntutan utama Moskow adalah agar Bank Pertanian Rusia terhubung kembali ke sistem pembayaran internasional SWIFT. UE menghentikannya pada Juni 2022.

Namun Rusia menginginkan penerapannya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan pada hari Sabtu bahwa hal-hal yang tersirat belum dilaksanakan terakhir kali. Dalam laporannya mengenai pertemuan Erdogan, televisi pemerintah Rusia mengatakan janji-janji yang dibuat kepada Rusia harus dilaksanakan.

Rusia juga telah membahas inisiatif Putin untuk memasok hingga 1 juta ton biji-bijian Rusia ke Turki dengan harga lebih murah untuk diproses lebih lanjut di pabrik-pabrik Turki dan dikirim ke negara-negara yang paling membutuhkan.

Bagi Rusia, Erdogan adalah perantara utama dan dihormati secara pribadi oleh Putin. Ini adalah pertemuan tatap muka pertama mereka sejak Oktober.

Menjelang pertemuan hari Senin, harga gandum AS ditutup lebih rendah pada hari Jumat karena pasar mempertimbangkan ketatnya stok global terhadap prospek produksi gandum Rusia yang besar dan kuat serta upaya memperbarui kesepakatan biji-bijian di Laut Hitam.

Sementara itu, para pejabat Ukraina mengatakan Rusia melancarkan serangan udara semalaman terhadap salah satu pelabuhan pengekspor biji-bijian utama Ukraina.

FOLLOW US