• News

Lebih Pilih Muhaimin Jadi Cawapres Anies, Demokrat Nilai Pengkhianatan pada Semangat Perubahan

Yahya Sukamdani | Kamis, 31/08/2023 20:43 WIB
Lebih Pilih Muhaimin Jadi Cawapres Anies, Demokrat Nilai Pengkhianatan pada Semangat Perubahan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya. Foto: Instagram/@teukuriefky

JAKARTA – Partai Demokrat menilai telah terjadi pengkhianatan terhadap semangat perubahan dan piagam koalisi yang telah disepakati oleh tiga partai politik pengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden RI pada Pemilu 202. Ketiga partai politik pengusung Anies adalah Partai NasDem. Partai Demokrat, dan Partai Keadila Sejahtera (PKS).

Penilaian tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya yang juga anggota Tim 8 Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP), melalui keterangan tertulis yang diterima katakini.com di Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Pengkhianatan yang disematkan Demokrat tersebut karena Partai NasDem yang dikomandani oleh Surya Paloh lebih memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar untuk menjadi cawapres Anies Baswedan. Padahal sebelumnya Anies Baswedan lebih cenderung menjatuhkan pilihan kepada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” kata Teuku Riefky Harsya yang dikutip dari keterangan tertulisnya.

Menurut Teuku Riefky Harsya, keputusan Surya Paloh memilih Muhaimin Iskandar tersebut tidak disampaikan Anies terlebih dahulu kepada dua anggota partai koalisi yakni Demokrat dan PKS.

“Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya,” kata Teuku Riefky Harsya.

Ia mengaku keputusan Partai NasDem tersebut tidak terduga dan sulit dipercaya terjadi. “Di tengah proses finalisasi kerja Parpol koalisi bersama Capres Anies dan persiapan deklarasi, tiba-tiba terjadi perubahan fundamental dan mengejutkan,” ujarnya.

Demokrat menyatakan, Anies sebelumnya telah memutuskan untuk memilih AHY sebagai Cawapresnya. Keputusan tersebut bahkan telah Anies sampaikan kepada para Ketua Umum Parpol dan majelis tertinggi masing-masing partai, seperti kepada Surya Paloh, Salim Segaf Al Jufri dan Ahmad Syaikhu, serta kepada Agus Harimurti Yudhoyono dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Jadi bagi Demokrat, memilih Muhaimin Iskandar sebagai cawapres juga merupakan pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan.

FOLLOW US