• Kesra

Perlu Kolaborasi Semua Pihak Wujudkan Lingkungan Sehat untuk Anak

Budi Wiryawan | Selasa, 15/08/2023 22:21 WIB
Perlu Kolaborasi Semua Pihak Wujudkan Lingkungan Sehat untuk Anak Diskusi publik bertajuk `Mewujudkan Lingkungan yang Sehat dan Aman untuk Anak`, yang digelar di Jakarta, Selasa (15/8).

JAKARTA - Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI) bersama Takeda menggelar diskusi publik bertajuk ‘Mewujudkan Lingkungan yang Sehat dan Aman untuk Anak’, di Jakarta, Selasa (15/8).

Diskusi publik dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional ini, menghadirkan tokoh dari berbagai pemangku kepentingan termasuk swasta, lembaga masyarakat dan pemerintah, untuk membahas berbagai tantangan dalam upaya penanggulangan stunting sampai dengan call to action yang bisa dilakukan untuk menanggulangi tantangan tersebut menuju Indonesia maju.

Menteri PPPA, Bintang Puspayoga mengatakan, masalah kesehatan anak di Indonesia adalah masalah bersama dan mencakup berbagai aspek yang hanya bisa diatasi secara kolektif.

“Bersama-sama kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi anak-anak Indonesia sehingga mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang produktif dan berdaya saing untuk kemajuan Indonesia yang lebih baik,” tutur Bintang.

Anak-anak termasuk kelompok rentan terhadap beberapa gangguan kesehatan seperti stunting, penyakit yang mengancam jiwa seperti demam berdarah dengue. Terlebih lagi, polusi udara di wilayah Jabodetabek saat ini sangat tinggi di mana anak-anak adalah kelompok yang paling rentan untuk terdampak,” imbuh dia.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Hasil positif ini menunjukkan kemajuan upaya negara dalam mengatasi masalah gizi buruk dan mempromosikan kehidupan yang lebih sehat bagi anak-anak.

Berbagai program pemerintah seperti Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT), dan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) turut berperan dalam penurunan angka stunting.

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar juga menjadi faktor kunci dalam pencegahan stunting. Di mana kurangnya akses pelayanan yang baik dan kondisi air, sanitasi yang kurang baik, serta bangunan yang kurang memadai, bisa berdampak serius bagi pertumbuhan dan kesehatan anak.

Tidak hanya stunting yang menjadi dampaknya, lingkungan yang buruk juga memperbesar risiko penyebaran demam berdarah dengue yang membahayakan kesehatan anak-anak. Oleh karena itu, upaya penanggulangan stunting dan penciptaan lingkungan sanitasi yang lebih baik merupakan langkah krusial untuk mewujudkan masa depan yang cerah bagi generasi anak-anak Indonesia.

Hal senada disampaikan Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes RI, drg. Widyawati. Dia mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam memperbaiki kesehatan anak-anak Indonesia.

“Kami (Kemenkes) mengakui pentingnya upaya kolaboratif antara pemangku kepentingan dalam meningkatkan kesehatan anak-anak di Indonesia," kata Widyawati.

Sementara itu, Ketua PKJS UI Aryana Satrya mengatakan, pihaknya berkomitmen dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.

"Kami sangat bangga dapat berkolaborasi dengan KemenPPPA, Kemenkes dan Takeda dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi Indonesia. Melalui penelitian, pendidikan, dan keterlibatan masyarakat, kami berupaya mengembangkan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah gizi buruk pada anak dan meningkatkan kesehatan dan perlindungan penyakit bagi anak secara keseluruhan di Indonesia," kata Aryana.

Adapun terkait pencegahan demam berdarah dengue, General Manager Takeda, Andreas Gutknecht mengatakan, pihaknya sebagai perusahaan biofarmasi terkemuka yang berbasis penilitian dan pengembangan (R&D) menghadirkan pencegahan inovatif melawan demam berdarah dengue melalui vaksinasi.

Takeda bertujuan untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue demi melindungi anak-anak Indonesia dari ancaman kesehatan yang serius ini serta membantu pemerintah dalam meraih target Nol Kematian Akibat Demam Berdarah Dengue Tahun 2030.

"Tentunya hal yang lebih baik dari mengobati penyakit adalah mencegahnya, dan kami amat bangga bahwa vaksin demam berdarah dengue kami dapat membantu para orang tua untuk melengkapi perlindungan keluarga mereka dari penyakit yang mengancam jiwa, yaitu demam berdarah dengue,” tuturnya.

FOLLOW US