• Oase

Basah Kuyup Karena Kehujanan? Ingat, Jangan Cela Hujannya

Pamudji Slamet | Selasa, 08/08/2023 20:32 WIB
Basah Kuyup Karena Kehujanan? Ingat, Jangan Cela Hujannya Ilustrasi

JAKARTA - Tak dapat lagi dihitung oleh jari, ketika sedang asyik berjalan-jalan di bawah rintik hujan gerimis, tiba-tiba yang tadinya gerimis seketika berubah menjadi hujan deras. Alhasil, kocar-kacir berlarian mencari tempat teduh yang aman, sesampainya pun sekujur tubuh sudah terlanjur basah kuyup.

Kesal, marah, sudah wajar, setiap orang pasti merasakannya. Tapi ingat, jangan sampai lisan dan hati kita mencela hujan, karena sejatinya jika kita mencela hujan, bukanlah hujan yang sedang dicela. Akan tetapi, siapa yang menurunkan hujan di waktu itulah yang sejatinya sedang kita cela.

Hujan, badai, cuaca ekstrim, dan kejadian-kejadian alam lainnya yang seringkali mengganggu kita dalam pekerjaan dan kegiatan kita sehari-hari, tentunya tidak memiliki kehendak sendiri sehingga dapat menentukan kapan dan dimana ia akan terjadi.

Lantas siapakah di sini yang memiliki kehendak tersebut? Siapakah sebenarnya yang menentukan kapan suatu hujan turun, atau dimana suatu badai akan melanda?

Dalam masalah ini, terdapat suatu hadits Qudsi yang begitu menarik untuk kita pelajari. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda: Allah ﷻ berfiman:
يؤذيني ابن آدم يسب الدهر، وأنا الدهر، بيدي الأمر، أقلب اليل والنهار
“Aku disakiti oleh anak adam. Dia mencela waktu, sedangkan Aku adalah waktu, di Tangan-Ku seluruh perkara, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang” (H.R Bukhari).

Waktu, masa, dan apa-apa yang terjadi di dalamnya semuanya ada di Tangan Allah ﷻ. Tak ada satupun hal di dunia ini yang terjadi, kecuali atas seizin Allah ﷻ. Dialah yang menentukan kapan suatu hal terjadi dan dimana ia terjadi. Dialah Allah ﷻ Al-Mudabbir, Sang pengatur segala perkara di alam semesta.Termasuk di dalamnya pula perkara semisal hujan, badai, dan lain-lain.

Hujan tak menciptakan dirinya sendiri lantas menentukan dimana dan kapan ia akan turun. Melainkan Allah ﷻ yang telah menciptakan hujan, kemudian setelah itu menentukan dimana dan kapan ia akan turun.

Lantas jika seandainya kita kehujanan sampai basah kuyup, maka sejatinya Allah ﷻ sendiri yang telah menakdirkan hujan itu turun di waktu itu sehingga membuat kita basah kuyup, Misalkan kekesalan yang kita rasakan kita luapkan dengan cara mencela hujan, maka sebenarnya bukan hujan yang sedang kita cela, akan tetapi sebenarnya kita sedang mencela Allah ﷻ yang telah menurunkan hujan tersebut, -Wal’iyyadzubillah-.

Maka dari itu, janganlah bermudah-mudah mencela sesuatu yang menimpa kita, baik itu kejadian alam seperti hujan dan lain-lain maupun musibah-musibah lainnya, karena semua itu sejatinya datangnya dari Allah ﷻ. Jangan jadikan kejadian-kejadian itu sebagai titik fokus utama kita, cobalah lihat di balik itu semua dan bertanyalah, mengapa hal ini terjadi kepada saya? Dengan begitu tertutuplah pintu berburuk sangka kepada Allah ﷻ dan terbukalah pintu berbaik sangka kepada-Nya dengan bermuhasabah diri.

Mungkin saja musibah ini menimpa kita karena suatu dosa yang kita kerjakan, dan dengan musibah ini sejatinya Allah ﷻ ingin mengampuni dosa tersebut. Allah ﷻ berfirman
وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Q.S Asy-Syura: 30)
Allahu a’lam. (Kontributor : Laksana Ibrahim/Alumni Pesantren Al Irsyad -Tengaran).

 

Keywords :


hujan cela
.