• News

TikTok Bantah akan Luncurkan Layanan e-commerce Lintas Batas di Indonesia

Yati Maulana | Jum'at, 28/07/2023 10:01 WIB
TikTok Bantah akan Luncurkan Layanan e-commerce Lintas Batas di Indonesia Logo TikTok digambarkan di luar kantor pusat perusahaan AS di Culver City, California, AS, 15 September 2020. Foto: Reuters

JAKARTA - TikTok mengatakan tidak memiliki rencana untuk meluncurkan bisnis lintas batas di Indonesia karena seorang menteri pemerintah pada hari Kamis menyatakan keprihatinan tentang bagaimana rencana yang dilaporkan untuk dorongan e-commerce baru oleh perusahaan itu dapat membanjiri negara dengan produk China.

Aplikasi video pendek, yang dimiliki oleh ByteDance China, telah mengerjakan sebuah program untuk membantu pedagang China menjual barang secara global, yang telah diuji coba di Inggris dan berencana untuk diluncurkan secara resmi ke konsumen di Amerika Serikat bulan depan, Reuters melaporkan pada Rabu mengutip sumber.

Pada hari Kamis, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Teten Masduki mengatakan kepada media lokal bahwa dia telah bertemu dengan TikTok dan menyatakan keprihatinannya bahwa peluncuran program semacam itu di negara tersebut dapat merugikan usaha kecil, menambahkan bahwa perusahaan telah berjanji tidak akan melakukannya.

Fiki Satari, penasihat khusus menteri, membenarkan komentar menteri kepada Reuters dan mengatakan bahwa mereka khawatir program semacam itu akan meningkatkan risiko "lapangan bermain yang tidak setara dan harga predator" untuk usaha kecil.

Sikap pemerintah Indonesia menjadikan negara Asia Tenggara itu sebagai negara pertama yang secara terbuka menentang inisiatif yang belum diluncurkan oleh TikTok, karena perusahaan berupaya meniru platform belanja yang sukses seperti oleh Shein dan PDD Holdings (PDD.O) di Eropa dan AS.

Anggini Setiawan, Head of Communications, TikTok Indonesia, mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya tidak berniat meluncurkan platform semacam itu di Indonesia.

"Kami membuat keputusan yang disengaja sebagai perusahaan untuk tidak membuka bisnis lintas batas di sini. Ini adalah komitmen kami untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah lokal Indonesia," katanya.

"Kami tidak memiliki niat untuk membuat produk e-commerce kami sendiri atau menjadi pengecer/grosir di Indonesia untuk bersaing dengan penjual Indonesia."

Model Toko TikTok yang dilokalkan saat ini "memberdayakan dan menguntungkan" penjual lokal, dan TikTok akan melanjutkan pendekatan ini, tambahnya.

Program yang disebut "layanan penuh" oleh TikTok dan telah dilaporkan oleh media lain diberi nama "Project S", dimaksudkan untuk melengkapi fitur Toko TikTok yang ada yang berfokus untuk membantu pedagang lokal menjual produk ke pembeli lokal di TikTok. aplikasi.

TikTok dalam beberapa bulan terakhir secara agresif mendekati Asia Tenggara untuk bisnis e-commerce-nya, dengan CEO Shou Zi Chew mengatakan bulan lalu bahwa perusahaan akan menginvestasikan miliaran dolar ke wilayah tersebut selama beberapa tahun ke depan.

TikTok telah membangun basis pengguna yang sangat besar di Indonesia. Perusahaan mengatakan bahwa aplikasinya memiliki 325 juta pengguna Asia Tenggara yang aktif setiap bulan sementara 125 juta berada di Indonesia. Perusahaan mengatakan bahwa ada 2 juta usaha kecil di TikTok Shop di Indonesia.

FOLLOW US