• News

Atasi Serangan Siber, Gedung Putih Bermitra dengan Amazon, Google, dan Best Buy

Yati Maulana | Rabu, 19/07/2023 16:04 WIB
Atasi Serangan Siber, Gedung Putih Bermitra dengan Amazon, Google, dan Best Buy Pemandangan umum Gedung Putih di Washington, AS, 12 Juni 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Gedung Putih pada hari Selasa, 18 Juli 2023, bersama dengan perusahaan seperti Amazon.com Inc (AMZN.O), Google Alphabet (GOOGL.O) dan Best Buy (BBY.N) akan mengumumkan inisiatif yang memungkinkan orang Amerika untuk mengidentifikasi perangkat yang tidak terlalu rentan terhadap serangan siber.

Program sertifikasi dan pelabelan baru akan meningkatkan standar keamanan siber di seluruh perangkat pintar seperti lemari es, microwave, televisi, sistem kontrol iklim, dan pelacak kebugaran, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Pengecer dan produsen akan menerapkan logo "U.S. Cyber Trust Mark" ke perangkat mereka dan program tersebut akan aktif dan berjalan pada tahun 2024.

Inisiatif ini dirancang untuk memastikan "jaringan kami dan penggunaannya lebih aman, karena sangat penting bagi keamanan ekonomi dan nasional," kata seorang pejabat senior administrasi, yang tidak ingin disebutkan namanya.

Komisi Komunikasi Federal akan meminta komentar publik sebelum meluncurkan program pelabelan dan mendaftarkan merek dagang nasional ke Kantor Paten dan Merek Dagang AS, kata Gedung Putih.

Pengecer dan produsen lain yang berpartisipasi dalam program ini termasuk LG Electronics USA, Logitech (LOGN.S), Cisco Systems (CSCO.O) dan Samsung (005930.KS).

Pada bulan Maret, Gedung Putih meluncurkan strategi dunia maya nasionalnya yang meminta pembuat perangkat lunak dan perusahaan untuk mengambil tanggung jawab yang jauh lebih besar untuk memastikan bahwa sistem mereka tidak dapat diretas.

Ini juga mempercepat upaya lembaga seperti Biro Investigasi Federal dan Departemen Pertahanan untuk mengganggu aktivitas kelompok peretas dan ransomware di seluruh dunia.

Pekan lalu, Microsoft (MSFT.O) dan pejabat A.S. mengatakan peretas yang terkait dengan negara China secara diam-diam mengakses akun email di sekitar 25 organisasi, termasuk setidaknya dua lembaga pemerintah A.S., sejak Mei.

FOLLOW US