• Oase

Begini Cara Wahyu Turun, Dari Bunyi Lonceng Hingga Perantara Malaikat

Pamudji Slamet | Sabtu, 15/07/2023 10:38 WIB
Begini Cara Wahyu Turun, Dari Bunyi Lonceng Hingga Perantara Malaikat Ilustrasi

JAKARTA - Wahyu secara bahasa dapat diartikan dengan ilham. Adapun secara istilah wahyu berarti  apa yang Allah ilhamkan kepada nabi-Nya dengan cara-cara turunnya wahyu, baik dengan perantara malaikat ataupun tidak.

Dari pengertian tersebut jika kita cermati, dapat kita pahami bahwa wahyu turun bukan hanya dengan satu cara, melainkan dengan beberapa cara.

Berikut ini cara-cara Allah ﷻ menurunkan wahyu kepada nabi-nabi-Nya, sebagaimana yang dikutip dari Kitab Dirosaat Fii ‘Uluumil Qur’anil Kariim.

1.Yang pertama, adalah dengan berbicara langsung dengan nabi tersebut. Hal ini berarti Allah ﷻ menurunkan wahyu-Nya dengan mengatakannya kepada sang nabi secara langsung tanpa ada perantara apapun. Nabi yang mendapatkan wahyu dengan cara ini adalah Nabi Musa ‘alaihissalaam. Yaitu ketika diturunkannya kitab taurat selama 40 malam.

Allah ﷻ berfirman:
وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ
“Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.” (Q.S: An-Nisa: 164).

2. Cara yang kedua adalah wahyu yang berupa ilham di hati para nabi. Makusdnya adalah wahyu yang Allah ﷻ turunkan dalam bentuk ilham ataupun hidayah yang masuk ke dalam hati para nabi. Para nabi tersebut akan mendapatkan wahyu dalam bentuk pengetahuan dan ilmu yang datang kepadanya secara tiba-tiba tanpa bisa menghindar. Begitu pula para nabi tidak akan merasakan keraguan sedikitpun ketika menerima wahyu dalam bentuk ini.

3. Cara berikutnya adalah melalui mimpi. Mimpi ini disebut dengan Ar-ru’ya Ash-shodiqoh atau mimpi yang benar. Rasulullah ﷺ pada awal-awal masa kenabian mendapatkan wahyu dari Allah ﷻ dengan cara ini, dimana beliau akan bermimpi pada suatu malam, kemudian tak lama setelah itu apa yang beliau mimpikan terjadi di dunia nyata.

‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha berkisah: “Wahyu yang pertama turun kepada Rasulullah ﷺ adalah mimpi yang benar dalam tidurnya. Beliau tidak melihat sesuatu dalam mimpinya kecuali ia datang seperti falaq subuh” (H.R Bukhari)

4. Kemudian, cara yang terakhir  turunnya wahyu melalui perantara Malaikat Jibril. Dengan cara ini, Allah ﷻ akan mewahyukan apa yang Dia ingin wahyukan kepada Malaikat Jibril ‘alaihissalaam kemudian malaikat Jibril lah yang akan menyampaikannya kepada para nabi. Cara ini merupakan cara yang paling umum dan sering terjadi, karena Al-Qur’an seluruhnya turun dengan cara ini.

Allah ﷻ berfirman:
وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْن نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ 
“Dan sungguh, (Al-Qur`an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam. Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril)” (Q.S Asy-Syu’ara’: 193).

Terdapat dua cara turunnya wahyu kepada Rasulullah ﷺ melalui Malaikat Jibril. Yang pertama melalui suara dentingan lonceng. Ketika Rasulullah ﷺ menerima wahyu dengan cara ini beliau akan mendengar suara dentingan lonceng yang begitu keras di telinga beliau, seperti suara 2 besi yang saling dipukulkan dengan kencang satu sama lain.

Suara tersebut begitu keras sampai-sampai ‘Umar bin Khothob rodhiyallahu ‘anhu berkata bahwa ia pernah mendengar suara seperti dengungan lebah ketika wahyu turun kepada Rasulullah ﷺ. Turunnya wahyu dengan cara ini sangatlah berat bagi Nabi ﷺ. Para sahabat tahu secara langsung ketika Rasulullah ﷺ sedang menerima wahyu karena terlihat dengan jelas tanda-tandanya seperti berkeringatnya beliau walaupun di hari yang sangat dingin sekalipun.

Selain cara tersebut, Malaikat Jibril juga kerap menyampaikan wahyu dengan cara menyerupai sosok manusia. Dengan cara ini, Malaikat Jibril akan datang kepada Rasulullah ﷺ dalam sosok manusia kemudian menyampaikan wahyu yang disampaikan oleh Allah ﷻ.

Rasulullah ﷺ pernah ditanya mengenai bagaimana wahyu turun kepadanya kemudian beliau menjawab: “Terkadang ia datang kepadaku seperti suara dentingan lonceng dan inilah yang lebih berat bagiku, kemudian suara itu berhenti dan  aku sudah memahami wahyu tersebut. Dan terkadang malaikat menyerupai manusia dan berbicara kepadaku sampai aku memahami apa yang ia sampaikan” (H.R Bukhari).

Menerima wahyu bukanlah perkara yang ringan, baik itu bagi Rasulullah ﷺ maupun para nabi dan rasul lainnya. Merekalah manusia-manusia terpilih yang dipilih langsung oleh Allah ﷻ untuk mengemban tanggung jawab yang berat . Maka dari itu, hendaknya kita senantiasa berusaha meneladani manusia-manusia terbaik ini ‘alaihimussalaam. Allahu ‘alam.(Kontributor: Laksana Ibrahim/Alumni Pesantren Al Irsyad-Tengaran).

 

Keywords :


wahyu nabi
.
lonceng