JAKARTA - Mendekati Tahun Politik 2024, MPR RI makin gencar melakukan berbagai upaya dengan berbagai wadah dan media untuk mengingatkan bangsa Indonesia tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Hal tersebut, sangat penting sebab kontestasi politik 2024 nanti akan sarat dengan kompetisi sengit dan panas terutama pada putaran Pilpres.
Kepala Biro Humas dan Sistem Infomasi sekaligus plt Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Jenderal MPR RI Siti Fauziah mengatakan, jangan sampai pesta demokrasi lima tahunan yang niat awalnya untuk kebaikan bangsa dan negara, malah menjadi sumber penyebab perpecahan antar anak bangsa karena perbedaan pandangan dan pilihan politik.
“Memang Pemilu 2024 dilaksanakan sekitar 8 bulan ke depan yakni di bulan Februari 2024, namun suasananya sudah bisa dirasakan saat ini. Kompetisi akan sangat ketat. Mulai dari sekaranglah kami mengajak marilah semua kita saling menyadari, betapa kita harus menjaga keutuhan dan persatuan negara kita. Jangan sampai terpecah belah, karena akan merugikan bangsa secara keseluruhan,” kata Siti Fauziah dalam keterangannya, Selasa (4/7/23).
Hal ini Ia saat membuka secara resmi Forum Komunikasi Publik (FKP) dalam rangka Sarasehan Kehumasan MPR RI, kerjasama MPR dengan Pondok Pesantren As-Siddiqiyyah, di Gedung Mendopo Kesari, Jembrana, Bali, Senin (03/07/2023).
Acara yang mengusung tema sentral ‘Merawat Bhinneka Tunggal Ika, Menjunjung Tinggi Keberagaman, Menegakkan NKRI ` ini juga dihadiri oleh Sekretaris Fraksi PKB MPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Biro Humas Setjen MPR Indro Gutomo, Pimpinan Pondok Pesantren As-Siddiqiyyah Kabupaten Jembrana Bali KH. M Jaf’ar Shodiq, Dewan Pembina Relawan Desa Nusantara, M. Surya Nata Putra, Mahamad Yunus, para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh budaya serta masyarakat sekitar.
Dijelaskan Ibu Titi sapaan akrab Siti Fauziah, pelaksaanan Sarasehan Kehumasan MPR selain bertujuan mengenalkan MPR secara kelembagaan kepada masyarakat. Juga menjadi salah satu upaya MPR untuk mengingatkan seluruh elemen bangsa terutama generasi mudanya, agar tetap menjaga kebhinnekaan dan eksistensi bangsa.
Apalagi, MPR merupakan Rumah Kebangsaan, rumahnya seluruh rakyat Indonesia. “Tema yang diusung kali ini di Bali, menurut saya sangat cocok dengan kondisi menjelang tahun politik 2024,” imbuh dia.
Satu hal lagi yang penting disampaikan Ibu Titi dihadapan para peserta, kegiatan Sarasehan Kehumasan MPR ini juga digelar dengan maksud, ingin mendekatkan MPR menjadi sahabatnya para santri, sahabat masyarakat Bali juga sahabat seluruh rakyat Indonesia. Menjadi sahabat, lanjut Ibu Titi memiliki makna yang sangat luas, dalam dan akrab. Sebagai sahabat dekat, MPR akan selalu menerima sahabatnya untuk berkunjung atau mengunjungi.
“Sebagai sahabat, MPR membuka pintu selebar-lebarnya jika ada masyarakat Bali yang ingin berkunjung, berdiskusi, menyampaikan aspirasi terkait MPR dan produk-produknya dan secara luas terkait kenegaraan dan kebangsaan. Di MPR ada berbagai saluran informasi yang bisa disambangi seperti, PPID, Perpustakaan MPR.
Dengan mematuhi prosedur yang sudah ada, MPR akan siap memberikan akses kepada masyarakat, termasuk keinginan berkunjung hanya untuk menikmati pemandangan gedung bersejarah ini juga dipersilahkan. MPR sudah banyak menerima kunjungan wisata pendidikan mulai dari pelajar tingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi dari berbagai daerah di Indonesia,” paparnya.
Namun, lanjut Ibu Titi, jika masyarakat tidak bisa berkunjung, MPR membuka akses informasi di berbagai plafform resmi media sosial MPR seperti www.mpr.go.id, Facebook, Twitter, Instagram. Semuanya bisa diakses dengan mudah smartphone. “Ada satu lagi yakni aplikasi Buku Digital MPR, yang berisi semua hal tentang MPR dan semua produk-produknya. Aplikasi ini bisa diunduh secara gratis di playstore android,” tambahnya.
Di sesi akhir, Ibu Titi berharap, gelaran Sarasehan Kehumasan di Bali ini, bisa memberikan manfaat, menambah wawasan para peserta tentang MPR dan tentang kebangsaan Indonesia. “Mari kita jaga selalu persatuan dan kesatuan dalam wadah NKRI, dengan berpegang teguh kepada Pancasila,” tandasnya.