• Ototekno

Google Hapus Berita Tentang Kanada di Mesin Pencarian

Budi Wiryawan | Jum'at, 30/06/2023 21:35 WIB
Google Hapus Berita Tentang Kanada di Mesin Pencarian Logo Google hasil cetak 3D terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada 12 April 2020. Foto: Reuters

JAKARTA - Raksasa teknologi Google umumkan rencana menghapus artikel berita Kanada dari mesin pencarinya dan produk lainnya di Kanada ketika undang-undang yang mewajibkan platform besar untuk membayar penerbit berita berlaku di negara tersebut.

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (29/6), Google mengatakan RUU C-18 Kanada atau disebut Undang-Undang Berita Online, yang disahkan minggu lalu tetap tidak dapat dijalankan.

"Kami sekarang telah memberi tahu Pemerintah bahwa ketika undang-undang tersebut berlaku, sayangnya kami harus menghapus tautan ke berita Kanada dari produk Search, News, dan Discover kami di Kanada," kata perusahaan itu.

"Kami kecewa karena sudah sampai seperti ini. Kami tidak menganggap enteng keputusan ini atau dampaknya dan yakin bahwa penting untuk bersikap transparan dengan penayang Kanada dan pengguna kami sedini mungkin," sambungnya.

Langkah tersebut dapat berdampak buruk pada outlet berita Kanada, banyak di antaranya telah berjuang secara finansial dan telah menghadapi beberapa kali pemutusan hubungan kerja dalam beberapa tahun terakhir.

Meta Platforms Inc juga mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan mengakhiri akses berita untuk pengguna Kanada di platformnya, termasuk Facebook dan Instagram, atas undang-undang baru tersebut.

"Hari ini, kami mengonfirmasi bahwa ketersediaan berita di Facebook dan Instagram untuk semua pengguna di Kanada akan dihentikan sebelum Undang-Undang Berita Online mulai berlaku," kata Meta dalam sebuah pernyataan setelah undang-undang tersebut diadopsi pada 22 Juni.

Pemerintah Kanada telah membela RUU C-18, yang diharapkan mulai berlaku dalam enam bulan, sebagai bagian dari upayanya memastikan pembagian pendapatan yang adil antara platform digital dan outlet berita.

Undang-undang tersebut menguraikan aturan untuk memaksa platform online menegosiasikan kesepakatan komersial dan membayar penerbit berita untuk konten mereka, sebuah langkah yang mirip dengan undang-undang terobosan yang disahkan di Australia pada tahun 2021.

"Berkat Undang-Undang Berita Online, ruang redaksi di seluruh negeri sekarang dapat bernegosiasi secara adil untuk kompensasi ketika karya mereka muncul di platform digital terbesar," kata Menteri Warisan Kanada, Pablo Rodriguez dalam sebuah pernyataan bulan ini.

"Ini menyamakan kedudukan dengan menempatkan kekuatan teknologi besar dan memastikan bahwa bahkan bisnis berita terkecil kami dapat memperoleh manfaat melalui rezim ini dan menerima kompensasi yang adil untuk pekerjaan mereka," tuturnya.

Tetapi raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) mengatakan proposal tersebut tidak berkelanjutan untuk bisnis mereka.

Google berpendapat hukum Kanada lebih luas daripada di Australia dan Eropa, dengan mengatakan itu memberi harga pada tautan berita yang ditampilkan dalam hasil pencarian dan dapat berlaku untuk outlet yang tidak menghasilkan berita.

Pada Rabu (28/6), Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengatakan kepada wartawan bahwa percakapan dengan Google mengenai undang-undang baru itu sedang berlangsung.

"Penting bagi kami untuk menemukan cara untuk memastikan bahwa warga Kanada dapat terus mengakses konten dengan berbagai cara – tetapi kami juga melindungi jurnalisme independen yang memiliki peran mendasar dalam demokrasi kami," kata Trudeau.

"Kami tahu demokrasi hanya bekerja dengan media yang kuat, independen, beragam dan kami akan terus membela itu," ucapnya.

Menurut angka pemerintah Kanada, pendapatan keseluruhan siaran televisi, radio, surat kabar, dan majalah Kanada turun hampir $4,5 miliar ($6 miliar dolar Kanada) antara tahun 2008 dan 2020. Sejak 2008, setidaknya 474 outlet berita telah ditutup di 335 komunitas di seluruh Kanada.

Outlet berita yang terpengaruh oleh keputusan Google akan didasarkan pada definisi pemerintah tentang "bisnis berita yang memenuhi syarat" saat aturan diselesaikan untuk diterapkan.

"Google & Facebook telah menutup organisasi berita Kanada dari platform mereka dan memutuskan untuk menjadi diktator atas informasi apa yang dapat dicari, ditemukan, dan dikonsumsi oleh warga Kanada. Ini melanggar dasar-dasar internet terbuka," cuit Asosiasi Jurnalis Kanada pada Kamis (29/6).

"Keegoisan perusahaan sedang melumpuhkan demokrasi Kanada."

SUMBER: AL JAZEERA

FOLLOW US