JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi meluruskan pemberitaan tentang harga daging ayam yang mencapai Rp50 ribu/kilogram di Pasar Palmerah Jakarta.
"Perlu diluruskan, itu harga ayam fillet, harganya Rp50 ribu. Ayam fille itu boneless (tanpa tulang)" kata Arief saat memantau harga daging ayam di Pasar Palmerah Jakarta, Selasa (27/6/2023).
Sebelumnya di pasar yang sama,
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kenaikan harga daging ayam terlalu tinggi dan menduga ada masalah dalam suplai.
"Yang naik agak tinggi memang daging ayam. Biasanya di harga Rp30.000, Rp32.000, ini sudah mencapai Rp50.000. Akan saya cek, mungkin ada problem di suplainya, pasokannya," kata Presiden seusai meninjau Pasar Palmerah Jakarta, Senin (26/6/2023).
Menindaklanjuti pemberitaan tersebut, Arief bersama Pj Gubernur DKI Jakarta
Heru Budi Hartono mengunjungi Pasar Palmerah guna memastikan harga daging ayam di tingkat pedagang. Arief mendapat keterangan secara langsung dari pedagang bahwa harga Rp50 ribu/Kg berlaku untuk ayam fillet atau ayam boneless (tanpa tulang).
"Sedangkan harga ayam karkas (dengan tulang) yang (ukuran) 1,3 sampai 1,4 kilo, harganya Rp44 ribu. Kalau dikonvert menjadi Rp36 ribu per kilogram. Itu masih wajar," tutur Arief.
Menurut Arief kenaikan harga ayam karkas sebesar 5-10 persen masih bisa ditolerir.
Sementara itu, guna membantu warga DKI Jakarta mendapatkan daging ayam dengan harga baik, NFA bersama BUMD Dharma Jaya dan Pemprov DKI Jakarta akan menyiapkan komoditas dimaksud dengan harga terjangkau.
"Angkanya akan berkisar di bawah Rp36 ribu, sehingga masyarakat mendapatkan ayam dengan harga yang baik," kata Arief.
Terkait kebijakan harga, Arief menambahkan, bahwa NFA ditugaskan oleh Presiden untuk membuat harga wajar di tingkat produsen atau peternak.
"Tidak boleh terlalu murah di peternak, nanti rugi, kandangnya tutup. Kita hitung harga pokok produksi. Kemudian harga di tingkat pedagang hingga sampai ke konsumen juga harus wajar, " jelas Arief.