• Info MPR

Makna Halalbihalal Harus Terimplementasi di Tahun Politik 2024

Agus Mughni Muttaqin | Rabu, 24/05/2023 21:20 WIB
Makna Halalbihalal Harus Terimplementasi di Tahun Politik 2024 Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani jadi keynote speaker dalam Diskusi Empat Pilar MPR bertema Halalbihalal Mampu Memperkuat Rasa Kebangsaan di Media Center Parlemen, Lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/5/2023). (Foto: Humas MPR)

JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani mengatakan, halalbihalal atau kegiatan silaturahmi masyarakat Islam Indonesia lepas bulan suci Ramadan, ternyata memiliki makna yang sangat kuat untuk menyatukan dan mempererat hubungan sosial masyarakat secara luas. Menurutnya, makna halalbihalal sebagai pemersatu perbedaan itu semestinya bisa terimplementasi dalam konteks saat ini, apalagi menuju tahun politik 2024.

Hal itu disampaikan Asrul Sani dalam Diskusi Empat Pilar MPR bertema `Halalbihalal Mampu Memperkuat Rasa Kebangsaan`, kerjasama Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR RI dengan Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP), di Media Center Parlemen, Lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/5/2023).

"Hal tersebut (pengimplementasian makna halalbihalal) sangat saya tekankan, sebab makin mendekati pemilu 2024 nuansa `haram biharam` sangat kental, terutama di media sosial seperti What`s App Group (WAG)," kata Asrul Sani.

Pada intinya, lanjut Arsul Sani, sudah saatnya semangat halalbihalal diterapkan untuk menjaga keutuhan bangsa terutama di akar rumput. "Inilah tugas para elit politik agar makna halalbihalal menyentuh akar rumput. Namun, agar lebih kuat memang harus dibantu oleh media, terutama media arus utama," imbuhnya.

Arsul Sani mengingatkan, dalam kontestasi 2024, kompetisi keras itu pasti ada dan hal itu sesuatu yang wajar. Tapi, dengan semangat halalbihalal, diharapkan seluruh anak bangsa bisa menjaga situasi kompetisi itu, tidak akan terjadi di luar batas atau over dosis.

Dalam kesempatan yang sama Siti Zuhro mengatakan, hal yang sangat penting untuk dipahami, yakni halalbihalal harus mampu diwujudkan sebagai satu sarana dan wahana bersama untuk merealisasikan atau paling kurang mengekspresikan, memupuk, mempertahankan dan bahkan meningkatkan rasa kebangsaan seluruh anak bangsa.

"Halalbihalal ini akan sangat bermakna, bila dilakukan sebagai arena silaturahmi yang tidak hanya sekedar menjadi ajang saling memaafkan, tapi lebih dari itu merupakan refleksi konkrit, rasa persatuan nasional dan kesadaran saling membutuhkan sebagai makhluk sosial," kata Siti Zuhro.

Untuk diketahui, sebelumnya, Asrul Sani mengatakan, Halalbihalal sebagai sebuah tradisi, dalam sejarahnya ternyata diciptakan oleh salah seorang ulama pendiri NU KH Abdul Wahab Chasbullah. Latar belakangnya sangat menarik dan sangat terkait dengan politik. Dikatakan Arsul, dari penuturan Kyai NU, KH. Abdul Wahab Chasbullah ingin mengumpulkan para alim ulama, para Kyai yang berikhtilaf atau sedang berbeda pendapat yang susah bertemu.

"Akibatnya, perbedaan pendapat itu terus terpelihara dan berpengaruh kepada masing-masing pengikutnya. Untuk mengakhiri ini, KH. Abdul Wahab Chasbullah  menciptakan suatu bentuk silaturahmi dengan istilah baru yakni Halalbihalal. Dengan itu, mereka para ulama dan Kyai bisa duduk bersama dan saling mengerti, memahami dan saling menghalalkan," kata Asrul Sani.

 

FOLLOW US