• Oase

Tatkala Hewan Meminta Keadilan

Rizki Ramadhani | Jum'at, 19/05/2023 19:01 WIB
Tatkala Hewan Meminta Keadilan Kucing hewan peliharaan (FOTO: DAILY PAWS)

Jakarta - Adab dan ilmu memiliki keterkaitan yang sangat erat. Dengannya akan terlahir akhlak atau perilaku terpuji. Juga memahami hak dan kewajibannya terhadap sesamanya bahkan mahluk lainnya seperti hewan.

Islam sudah memandu manusia untuk memperhatikan hak dan adab terhadap binatang, terlebih jika dipelihara dan diternakan. Diantaranya untuk menyayangi hewan sebagai sesama mahluk Allah ﷻ. Kemudian memperhatikan hak mereka mendapatkan makanan dan minuman. Bahkan dalam hadis riwayat al-Bazzar radhiyallahu ‘anhu dalam ash-Shahihah, nabi ﷺ bersabda,

“Apabila kalian melakukan perjalanan di tanah subur, berilah binatang (tunggangan) itu haknya. Apabila kamu melakukan perjalanan di bumi yang tandus, percepatlah perjalanan.”

Para ulama menjelaskan hadis ini sebagai petunjuk untuk seseorang saat melakukan perjalanan dengan menunggangi binatang. Jika dirinya sedang melewati wilayah yang subur, banyak rerumputan, dan dedaunan, maka berikan waktu untuk memenuhi hak hewan. Biarkan mereka makan rumput dan tetumbuhan yang ada di tempat itu.

Namun, apabila dia kehabisan pakan binatang tunggangannya saat melewati tempat yang gersang. Sehingga tidak pula menemukan pakan di jalan, hendaklah dia mempercepat perjalanan. Dengan begitu, dia sampai di tujuan sebelum binatang itu kelelahan.

Bila orang yang berbuat baik kepada binatang mendapatkan ampunan dari Allah, maka sebaliknya orang yang menzalimi binatang akan diancam dengan azab. Sebagaimana hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu. Nabi ﷺ bersabda,

”Seorang wanita disiksa karena kucing yang dikurungnya sampai mati. Dengan sebab itu dia masuk ke Neraka, (di mana) dia tidak memberinya makanan dan minuman ketika mengurungnya, dan dia tidak pula melepaskannya sehingga dia bisa memakan serangga yang ada di bumi.”

Termasuk pula hak dari binatang agar tidak membebani mereka dengan pekerjaan yang melebihi kadar kemampuannya. Dalam hadis riwayat Abu Dawud rahimahullah, dari Abdullah bin Ja’far radhiyallahu ‘anhu. dia berkata,

Nabi ﷺ pernah masuk ke salah satu kebun milik orang Anshar untuk suatu keperluan. Di sana ada seekor unta. Ketika unta itu melihat Nabi ﷺ, ia bersuara dan berlinang air matanya. Nabi ﷺ lalu mendatanginya dan mengusap bagian belakang kepalanya. Unta itu pun diam.

Nabi ﷺ bertanya, “Siapa tuan unta ini? Siapa pemilik unta ini?”

Datanglah (pemiliknya), seorang pemuda Anshar. Nabi ﷺ bersabda, “Tidakkah kamu takut kepada Allah saat (memperlakukan) binatang ini, padahal Allah menjadikanmu memilikinya? Sesungguhnya unta ini mengeluh kepadaku bahwa kamu membuatnya kelaparan dan meletihkannya dengan banyak bekerja.” (HR. Abu Dawud).

Semoga Allah ﷻ mudahkan kita untuk mampu mengamalkannya. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US