• Oase

Wujud Syukur Nabi Zakaria AS Atas Kehadiran Buah Hati

Rizki Ramadhani | Sabtu, 06/05/2023 07:29 WIB
Wujud Syukur Nabi Zakaria AS  Atas Kehadiran Buah Hati Ilustrasi berdoa (foto:ydsf)

Jakarta - Kehadiran anak merupakan rahmat Allah. Kegembiraan memiliki sang buah hati hendaklah diiringi dengan bersyukur atas semua nikmat dan karunia dari Allah SWT.

Dikisahkan Allah SWT mengurus malaikat Jibril mengabarkan nabi Zakaria `alaihissalam akan dianugerahi seorang putra yang salih.

Sebagaimana manusia lainnya, kabar seperti ini akan disambut dengan kegembiraan. Rasa syukur akan menyelimuti kebahagiaan atas anugerah Allah swt. Demikian pula yang dirasakan nabi yang mulia ini. Terlebih saat menyadari keterbatasan dirinya.

Dijelaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, dan Syaikh As Sa’di rahimahullah dalam Taisir Al Karimir Rahman, bahwa nabi Zakaria `alaihissalam kaget bercambur gembira setelah diberi kabar gembira akan dikarunia anak.

Beliau `alaihissalam takjub dengan kuasa Allah Azza wa Jalla. Sehingga bertanya-tanya bagaimana bisa dirinya diberi keturunan. Padahal istrinya mandul dan dirinya pun sudah sangat tua seperti saat ini. Dijelaskan nabi Zakaria sudah berusia sekitar 90 tahun atau bahkan lebih ketika itu. Ini fenomena yang tidak biasa, jarang terjadi dalam ketetapan Allah ﷻ.

Untuk mendapatkan anak di usia tua seperti itu mudah bagi Allah Azza wa Jalla. Segala sesuatu yang Allah ﷻ kehendaki pastilah terjadi. Sebagaimana Allah ﷻ menciptakan beliau ‘alaihissalam, padahal dahulunya belum ada sama sekali. Apalagi jika merenungkan penciptaan nabi Adam ‘alaihissalam, merupakan suatu yang lebih menakjubkan dibandingkan yang dialami nabi Zakaria ‘alaihissalam.

Allah ﷻ berfirman dalam surah (ke-76) Al Insan ayat 1,“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedangkan dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”

Tidak lama kemudian istrinya mengandung. Nabi Zakaria `alaihissalam akan segera dikaruniai anak. Hal ini ditandai dengan beliau ‘alaihissalam tidak bisa berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali saat berdzikir mengagungkan asma Allah Rabbul `alamin. Nabi yang dirahmati Allah ﷻ ini senantiasa banyak berdzikir memuji-Nya di setiap waktu, termasuk saat pagi dan petang.

Meringkas kisah, istrinyapun melahirkan seorang putera tercinta yang diberi nama Yahya ‘alaihissalam. Nama tersebut sesuai dengan namanya yang berarti hidup yang nyata dan tampak. Maka semakin berbahagialah keluarga nabi Zakaria `alaihissalam. Kelak anak yang salih dan diridai Allah ﷻ ini juga akan diangkat menjadi seorang nabi. Itulah diantara bukti bahwa doa tidak mungkin sia-sia.

Allah ﷻ berfirman dalam surah (ke-40) Al-Mu’min atau Ghafir ayat 60,

Dan Rabbmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan aku perkenankan bagimu…”

Nabi Zakaria `alaihissalam senantiasa bersyukur dengan kehadiran sang buah hati. Wujud syukur ini nampak melalui perbuatan. Beliau `alaihissalam mendidik Yahya `alaihissalam dan selalu mendoakan kebaikan untuknya.

Putera nabi Zakaria `alaihissalam ini tumbuh sebagai hamba yang beriman dan salih. Tidak condong kepada hawa nafsu yang buruk. Beliau `alaihissalam begitu mulia dan sangat layak dijadikan panutan.

Semoga Allah ﷻ senantiasa mencurahkan keselamatan kepada nabi Zakaria dan putera tercintanya `alaihimusalam. (Kontributor : Dicky Dewata)

 

FOLLOW US