• Oase

Dua Tawaran Raja Dzulqarnain untuk Kaum Mendustakan Allah SWT

Rizki Ramadhani | Rabu, 19/04/2023 20:01 WIB
Dua Tawaran Raja Dzulqarnain untuk Kaum Mendustakan Allah SWT Ilustrasi (foto:indozone)

Jakarta - Kekuasaan, kedudukan dan jabatan banyak diharapkan sebagian manusia. Semua itu dapat menjadi kebaikan apabila diniatkan untuk kebaikan dan dilakukan secara benar. Sehingga membawa kemaslahatan yang besar sebagaimana kisah ini.

Kita mengetahui Dzulqarnain memiliki kekuasaan di (muka) bumi. Allah Subhanahu wa ta’ala menganugerahi beliau berbagai kemampuan yang luar biasa. Sehingga semua keperlukan dan kebutuhkan raja Dzulqarnain sebagai penguasa dapat terpenuhi. Oleh sebab itu, Dzulqarnain mampu menjelajah dunia dengan pasukannya, dan mampu menguasai timur hingga barat bumi.

Sang raja memiliki kecerdasan yang luar biasa, kekuatan, pasukan setia yang banyak dan mampu bergerak di segala medan ke berbagai wilayah, serta berbagai kelebihan lainnya. Intinya bisa dikatakan bahwa beliau adalah seorang raja yang sempurna. Semua karunia yang Allah Azza wa Jalla berikan padanya digunakan untuk mendakwahkan tauhid.

Al-Qur’an mengabadikan kisah selanjutnya dalam surah (ke-18) Al-Kahfi ayat 85-86,

"maka dia pun menempuh suatu jalan. Hingga ketika dia telah sampai di tempat matahari terbenam, dia melihatnya (matahari) terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan di sana ditemukannya suatu kaum (tidak beragama). Kami berfirman, “Wahai Dzulkarnain! Engkau boleh menghukum atau berbuat kebaikan (mengajak beriman) kepada mereka.””

Berjalanlah raja Dzulqarnain menelusuri penjuru bumi. Hingga beliau tiba di daerah ujung daratan paling barat di muka bumi ini yang bisa ditempuh manusia. Di tempat yang juga termasuk wilayah kekuasaannya tersebut, beliau melihat matahari terbenam.

Ibnu Jarir At-Thobari rahimahullah menjelaskan dalam Tafsir At-Thobari, bahwa maksudnya adalah matahari tenggelam di sumber air (laut dan semisalnya) yang panas dan daratannya memiliki tanah yang berwana hitam dan bau.

Adapun di mana lokasi ini sekarang, kita cukup menjawab Allahu a`lam. Di tempat tersebut, raja Dzulqarnain mendapati ada suatu kaum yang kafir kepada Allah ﷻ.

Maka Allah Azza wa Jalla menyerahkan kewenangan kepada Dzulqarnain karena beliau adalah seorang raja yang cerdas dan bijaksana. Allah ﷻ mempersilakan beliau untuk memberi hukuman karena kesyirikan mereka, atau memilih untuk berbuat baik dengan mengajak mereka untuk beriman.

Mengacu pada at-Tahrir wa at-Tanwir dan tafsir as-Sa`di rahimahullah, bahwa raja Dzulqarnain berhak langsung menghukum dan memerangi mereka. Hal ini dimungkinkan karena mereka adalah kaum yang kufur dan telah melakukan kerusakan di atas muka bumi. Adapun pilihan kedua adalah sang raja berbuat baik dengan mengajak mereka untuk beriman terlebih dahulu dan menghukum bagi yang menolak.

Cara kedua yang menjadi keputusan Raja Dzulqarnain, yaitu memulai dengan dakwah yang lembut, menggunakan tutur kata dan bahasa yang santun. Beliau tidak langsung menghukum kaum tersebut dengan mengerahkan pasukan dan kekuatan yang besar.

Dalam dakwahnya beliau mengajak bertauhid dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan. Allah Maha Pengampun bagi yang mau bertobat, namun keras siksanya bagi yang membangkang. Beliau juga menegaskan akan menghukum rakyatnya yang tetap memilih kufur dan tidak mau bertobat dengan hukuman yang pantas disebabkan kedzaliman mereka.

Beliau mengingatkan siapapun yang akan dihukum olehnya di dunia dalam keadaan syirik maka di akhirat juga akan mendapat siksaan yang lebih pedih. Hal ini karena siksaan di dunia tidak akan membersihkan dosa kesyirikan mereka.

Pernyataan beliau ini dapat dipahami bahwa orang-orang yang tidak bertobat dari berbuat kesyirikan akan mendapat dua balasan. Yaitu akan disiksa di dunia dan akan diazab dengan siksaan yang lebih berat di akhirat. Sebagaimana Allah ﷻ firmankan dalam surah (ke-88) Al-Ghasyiyah ayat 24,”Maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar.”

Selanjutnya, Dzulqarnain menyampaikan berita gembira bagi yang beriman dan beramal salih juga mendapat dua balasan, yaitu akan masuk surga (mendapatkan al-Husna) di akhirat kelak dan mendapat perlakuan yang baik dari Dzulqarnain di dunia.

Diuraikan oleh syaikh al-Utsaimin dan dalam Tafsir as-Sa`di rahimakumullah, bahwa raja Dzulqarnain beserta seluruh pejabat kerajaan dan segenap rakyatnya akan bermuamalah secara baik kepada mereka, berbuat dan bersikap baik.

Pernyataan beliau ini menunjukkan bahwa Dzulqarnain adalah raja yang beriman dengan hari akhirat. Kabar yang disampaikannya senada dengan firman Allah ﷻ dalam surah (ke-10) Yunus ayat 26,“Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan mendapat pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (yaitu kenikmatan melihat Allah).”

Inilah tawaran dua pilihan dari raja Dzulqarnain kepada mereka. Intinya, beliau senantiasa berdakwah, termasuk kepada kaum kuffar di ujung barat dunia ini. Semoga kisah ini bisa menjadi motivasi untuk kita semua. (Kontributor : Dicky Dewata)

 

 

FOLLOW US