• Oase

Pemuda Salih, Mukzizat Nabi Musa AS dan Pembunuh yang Serakah

Rizki Ramadhani | Jum'at, 14/04/2023 11:11 WIB
Pemuda Salih, Mukzizat Nabi Musa AS dan Pembunuh yang Serakah Ilustrasi (foto:bola)

Jakarta - Allah Subhanahu wa ta`ala menyuruh hamba-Nya berikhtiar dalam hal apapun. Namun dalam melakukan usaha tersebut harus berdasarkan ketentuan syariat dan jauh dari kedzaliman. Berikut ini dikisahkan bagaimana kekuasaan Allah Subhanahu wa ta`ala membongkar kedzaliman yang dilakukan hanya untuk mendapatkan kenikmatan yang semu.

Telah kita ketahui sosok pemuda salih pemilik sapi betina yang menawan ini. Dan juga hikmah serta ganjaran yang diberikan Allah ﷻ kepadanya.

Di sisi lain, dikisahkan sang pemuda ini memiliki paman yang kaya raya. Saudara kandung dari ayahnya ini hidup dalam kemewahan. Suatu ketika, sang paman menikahkan putrinya dengan anak dari saudaranya yang lain.

Singkat cerita, sang menantu ini membunuh mertuanya tersebut. Tujuannya agar seluruh hartanya akan lekas menjadi milik istrinya sehingga lebih mudah untuk dikuasainya. Kemudian dia membawa mayat orang kaya ini ke perkampungan salah satu kabilah bani Israil lainnya.

Selanjutnya, sang pembunuh ini berpura-pura hendak menuntut balas kematian mertuanya. Tujuannya adalah untuk mengelabui semua orang. Dia juga menuduh kabilah lain yang telah membunuh mertuanya. Hampir saja terjadi perkelahian antar kabilah yang saling membela diri dan menuding itu. Lantas, dia bersama orang-orang lainnya mendatangi nabi Musa `alaihissalam. Bani Israil pun memohon kepada nabi Musa `alaihissalam agar berdoa kepada Allah ﷻ untuk diberi keterangan mengenai pelaku pembunuhan tersebut.

Kemudian Allah ﷻ mewahyukan nabi Musa `alaihissalam untuk memerintahkan bani Israil agar menyembelih seekor sapi betina. Mereka pun terus-menerus menanyakan lebih rinci ciri-ciri sapi tersebut kepada nabi Musa `alaihissalam.

Allah ﷻ menyimpan hikmah besar di balik hal ini. Ternyata ciri-ciri sapi betina yang dijelaskan beliau `alaihissalam sesuai dengan sapi betina milik pemuda salih ini. Allah ﷻ menakdirkan orang-orang bani Israil menemukan sapi itu. Mereka pun membelinya dengan emas sepenuh kulit sapi. Demikianlah hikmah Allah ﷻ memberikan kasih sayang dan menganugerahi pemuda tersebut. Imbalan atas baktinya kepada sang ibu.

Lantas sapi ini dituntun ke hadapan nabi Musa `alaihissalam. Selanjutnya mereka menyembelihnya. Atas perintah Allah ﷻ, nabi Musa `alaihissalam memukulkan bagian dari sapi tersebut kepada orang kaya yang sudah meninggal ini.

Selanjutnya, orang yang terbunuh itu bangkit dalam kondisi urat lehernya masih mengalirkan darah. Atas ijin Allah ﷻ, dia dapat hidup lagi sebagaimana kondisinya terakhir saat dibunuh. Bukan hanya hidup kembali dan mampu berdiri, bahkan dia menjelaskan pelaku pembunuhnya. Bahwa yang telah membunuh dirinya adalah fulan. Kemudian dia terjatuh dan mati kembali di tempatnya.

Maka, bani Israil pun menjadi tahu sosok si pembunuh tersebut dan motif penyebabnya. Seketika berakhirlah perseteruan dan saling menuding diantara kabilah-kabilah bani Israil. Maka sang pembunuh terhalang mendapat warisan. Bahkan mendapatkan hukuman atas kedzalimannya tersebut.

Sekelumit kisah ini diperoleh dari kisah israiliyat. Disebutkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, bahwa ini adalah diantara berita yang masih boleh dinukil. Akan tetapi kita tidak membenarkan dan tidak mendustakannya. Karena kita tidak bersandar padanya kecuali yang sesuai dengan kebenaran dalam syariat Islam. Allahu a’lam bish showab.

Semoga kita mampu menangkap pesan berharga dari sekelumit kisah ini.  (Kontributor :Dicky Dewata)

FOLLOW US