• Oase

Malaikat Menguji Kesalihan Seorang Pemuda

Rizki Ramadhani | Jum'at, 14/04/2023 06:22 WIB
Malaikat Menguji Kesalihan Seorang Pemuda Ilustrasi berdoa (foto:ydsf)

Jakarta - Allah Subhanahu wa ta`ala perintahkan setiap hamba-Nya untuk berlaku baik. Untuk itu diperlukan keimanan yang kuat dan keteguhan hati. Kisah berikut ini ditujukan sebagai pembelajaran dan motivasi agar kita mampu meraihnya.

Hikayat ini bersumber dari kisah israiliyat. Konon dikisahkan ada tiga bersaudara yang hidup di masa nabi Musa `alaihissalam. Salah seorang dari ketiga bersaudara itu merupakan orang yang salih. Beliau sering bersedekah dan melakukan berbagai ketaatan lainnya. Kesalihannya ini juga dimiliki putra tunggalnya yang masih kecil.

Suatu hari, orang tua salih ini membawa anak sapi miliknya ke dalam hutan. Beliau menitipkan anak sapi ini kepada Allah ﷻ untuk anaknya kelak jika dia dewasa.

Selanjutnya, orang saleh ini meninggal dunia. Dan anak sapi ini masih berada di hutan. Dia berlari setiap kali dilihat oleh orang. Anak sapi ini pun tumbuh dalam penjagaan Allah ﷻ.

Si anak yatim tumbuh menjadi pemuda yang sangat salih dan berbakti. Menggantikan peran ayahnya, ia menjaga dan mencari nafkah untuk ibunda. Walau tergolong fakir, dia juga senantiasa bersedekah.

Pada suatu hari sang ibu menjelaskan perihal anak sapi betina yang menjadi warisan sang pemuda salih ini. Ibu yang bijak ini menyuruh anaknya untuk mengambil warisannya tersebut. Sang pemuda pun berangkat. Tidak lupa dia berdoa agar dimudahkan Allah ﷻ.

Allah ﷻ pun memudahkannya. Sapi itu langsung jinak dan berjalan hingga berdiri di hadapannya. Dia lalu memegang lehernya dan menuntunnya pulang sesuai pesan ibunya.

Suatu ketika, sang ibu menyarankan anaknya untuk menjual sapi warisan tersebut. Ibunya berpesan untuk menjual seharga tiga dinar dan jangan menjual tanpa pertimbangannya. Dia menginginkan anaknya bisa terlepas dari kondisi fakir. Sang pemuda pun berangkat ke pasar.

Lalu Allah ﷻ mengutus malaikat. Tujuannya untuk melihat makhluk-Nya dan kekuasaan-Nya. Juga untuk menguji pemuda tersebut.

Sang malaikat pun menjumpainya dalam wujud manusia. Dengan lugas, sang pemuda ini menjelaskan tujuannya ke pasar untuk menjual sapi dengan harga tiga dinar sesuai rida ibunya.

Lantas malaikat menawar enam dinar. Dan mengujinya untuk tidak perlu meminta persetujuan ibunya. Sang pemuda menolaknya. Dia segera membawa pulang sapi dan menceritakan perihal orang yang berjumpa dengannya tadi.

Sang ibu pun meridai harga enam dinar itu. Selanjutnya, sang pemuda inipun bergegas menemui malaikat tersebut. Dia menyampaikan persetujuan ibunya. Namun, kali ini sang malaikat malah menawar 12 dinar. Pemuda itupun menolak lagi, lalu kembali kepada ibunya dan menceritakan hal tersebut.

Setelah mendengar penuturan anaknya, sang ibu berfirasat bahwa orang itu adalah malaikat dalam bentuk manusia untuk menguji anaknya. Maka sang ibu berpesan agar anaknya menanyakan apakah mereka diperintahkan untuk menjual sapi ini atau tidak.

Pemuda ini pun bertemu lagi. Dia menanyakan hal tersebut. Malaikat tersebut berpesan agar sang pemuda ini kembali kepada ibunya dan membawa sapinya pulang. Sang malaikat juga mengabarkan bahwa nabi Musa bin Imran `alaihissalam akan membelinya untuk mengungkap korban pembunuhan seseorang di kalangan kaum bani Israil. Janganlah menjualnya kecuali dengan sejumlah kepingan dinar yang memenuhi kulit sapinya.

Demikianlah Allah ﷻ merahmati keluarga sang pemuda pemilik sapi betina yang kisahnya diabadikan dalam Al Qur’an, yakni surah Al-Baqarah (sapi betina).

Semoga Allah ﷻ mampukan kita meraih kesalihan diri. (Kontributor :Dicky Dewata)

FOLLOW US