• Oase

Teguran Allah SWT Atas Keburukan Akhlak Bani Israil

Rizki Ramadhani | Kamis, 13/04/2023 15:02 WIB
Teguran Allah SWT Atas Keburukan Akhlak Bani Israil Ilustrasi (foto:santrikampung)

Jakarta - Kita dapat membayangkan bagaimana kesalnya pemilik usaha bila mendapati pekerjanya yang selalu menolak perintah dan peraturan yang ditetapkan. Apalagi jika hal ini dilakukan mahluk kepada Sang Pencipta. Berikut ini kisah kaum yang kerap membangkang dan menolak perintah Allah Subhanahu wa ta`ala.

Allah ﷻ menurunkan Taurat kepada nabi Musa `alaihissalam. Maka, beliau `alaihissalam pun memerintahkan kaumnya untuk segera menerima dan mengamalkan hukum-hukum Taurat. Namun mereka enggan dan menolak hukum syariat yang ada di dalam Taurat.

Dalam Tafsir Al-Qurthubi, disebutkan pula bahwa bani Israil hanya ingin melakukan syari’at yang ringan-ringan saja, dan meninggalkan aturan-aturan yang berat menurut mereka. Mereka ingin bernegosiasi seputar kandungan Taurat.

Karena penolakan itulah, Allah Azza wa Jalla memerintahkan malaikat-Nya mengangkat gunung. Gunung itu berada tepat di atas kepala seluruh bani Israil dan siap ditimpakan. Mereka pun ketakutakan. Akhirnya, mereka mau menerima Taurat.

Kemudian, dikisahkan pula bahwa suatu ketika bani Israil mengungkapkan kerinduan mereka terhadap tanah suci Baitul Maqdis. Mereka meminta kepada nabi Musa `alaihissalam untuk kembali ke tanah suci Baitul Maqdis, layaknya nenek moyang mereka dahulu bersama nabi Ya’qub `alaihissalam.

Nabi Musa `alaihissalam pun mengajak bani Israil untuk memasuki tanah suci. Mereka diperintahkan untuk berjihad membebaskan wilayah yang dikenal dengan nama tanah Kan’an pada masa itu dari orang-orang zalim yang menguasainya. Ketika mengetahui pengorbanan yang harus dilakukan, mereka menolaknya dengan tanpa rasa malu.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, dikisahkan selanjutnya bangkitlah dua lelaki salih bani Israil. Dalam Al-Kitab disebutkan namanya Yusya’ bin Nun dan Kalib bin Yufana. Kedua lelaki salih ini berusaha meyakinkan bani Israil akan pertolongan Allah ﷻ dan senantiasa bertawakal kepadaNya.

Al-Qur’an mengabadikan perkataan bani Israil selanjutnya dalam surah (ke-5) Al-Ma’idah 24,

Mereka berkata, ‘Hai Musa, Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, biarlah kami hanya duduk menanti disini saja.’”

Ini juga menampakkan keburukan akhlak bani Israil. Mereka bukan hanya bersikap kurang ajar kepada Allah ﷻ dan nabi-Nya. Bahkan mengucapkan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang yang beriman. Yaitu ucapan “pergilah engkau, wahai Musa dan Tuhanmu.” Mereka tidak mengucapkan “Tuhan kita”.

Berbagai kalimat seperti ini terus berlangsung diucapkan mereka, termasuk pada masa Rasulullah ﷺ. Sebagaimana yang dinukil dari surah (ke-4) An-Nisa ayat 46,

Diantara orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata, "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula), ”Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan), ”Raa`ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama…"

Melanjutkan kisah, nabi yang bergelar ulul azmi ini benar-benar dibuat kesal oleh pengingkaran kaumnya yang keterlaluan ini. Maka, Allah Azza wa Jalla mengharamkan negeri itu selama 40 tahun atas kefasikan dan pembangkangan mereka. Selama masa itu, bani Israil selalu berputar-putar kebingungan dan tersesat. Tidak memiliki tujuan yang pasti di muka bumi.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita sebagai umat yang beradab kepada Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ. (Kontributor :Dicky Dewata)

FOLLOW US