• Oase

Laut Terbelah, Tanda Kebesaran Allah SWT dan Mukjizat Nabi Musa AS

Rizki Ramadhani | Rabu, 12/04/2023 06:17 WIB
Laut Terbelah, Tanda Kebesaran Allah SWT dan Mukjizat Nabi Musa AS Ilustrasi (foto:idntimes)

Jakarta - Setiap hamba pasti akan diuji Allah Subhanahu wa ta`ala. Ujian, cobaan dan musibah ini akan bernilai ibadah dan menaikan derajat jika mampu dilalui dengan benar. Oleh sebab itu, akan disuguhkan kisah yang dapat memberikan pelajaran dan memotivasi kita.

Allah ﷻ memerintahkan nabi Musa `alaihissalam untuk meninggalkan negeri Mesir bersama bani Israil pada malam hari. Mereka berjalan menuju Syam melintasi laut Merah.

Kemarahan Fir’aun tidak dapat dibendung lagi setelah mengetahui peristiwa ini. Dia mengerahkan seluruh pasukannya untuk mengejar nabi Musa `alaihissalam dan pengikutnya pada pagi harinya.

Fir’aun dan pasukannya berhasil mendekati nabi Musa `alaihissalam dan pengikutnya. Bahkan mereka sudah bisa saling melihat. Keadaan saat itu sangat genting. Tidak ada jalan lain yang bisa dilewati. Di hadapan mereka jalan tertutup oleh laut Merah. Sedangkan Fir’aun dan pasukannya kian mendekat.

Namun nabi yang bergelar ulul azmi ini tetap tenang. Beliau `alaihissalam sangat yakin terhadap rahmat Allah ﷻ. Yakin Allah ﷻ akan menolong. Al-Qur’an mengabadikan perkataan beliau `alaihissalam saat itu dalam surah (ke-26) Asy-Syu’araa ayat 62, "Dia (Musa) menjawab, "Sekali-kali tidak akan (tersusul); sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.""

Sikap tenang dan perkataan beliau `alaihissalam yang tegas dapat menghilangkan kekhawatiran kaumnya di saat menghadapi himpitan masalah.

Ketika Fir’aun dan seluruh pasukannya semakin mendekat, turunlah wahyu kepada nabi yang dijuluki kalimullah ini,

"Lalu Kami wahyukan kepada Musa, "Pukullah laut itu dengan tongkatmu." Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar.” (QS. Asy-Syu`ara` [ke-26] : 63).

Melihat laut terbelah, beliau `alaihissalam dan pengikutnya segera melintasinya. Setelah semua telah melintasinya, barulah pasukan Fir’aun tiba.

Fir’aun tetap tidak mau beriman walau dirinya sedang menyaksikan tanda kebesaran Allah ﷻ dan mukjizat nabi Musa `alaihissalam dengan terbelahnya laut Merah. Bahkan, dia dengan sombongnya mengatakan laut tunduk kepadanya, sehingga menjadi surut. Dia merasa yakin akan mampu menangkap nabi Musa dan nabi Harun alaihimus salam serta membantai seluruh bani Israil lainnya.

Nabi Musa `alaihissalam ingin menghentikan gerak langkah pasukan terdepan Fir’aun yang mulai melintas. Beliau bersiap memukulkan tongkatnya agar laut kembali ke keadaannya semula. Namun Allah ﷻ memerintahkan untuk membiarkan laut itu tetap terbelah.

Kini, Fir’aun dan seluruh pasukannya sedang melintasi belahan laut. Allah ﷻ memerintahkan nabi Musa `alaihissalam untuk memukul laut dengan tongkatnya. Beliau `alaihissalam pun melakukannya. Maka, laut Merah yang terbelah itu kembali seperti semula.

Allah ﷻ menyelamatkan nabi Musa `alaihissalam dan semua orang yang besertanya. Sedangkan tidak satu pun dari Fir’aun dan pengikutnya yang selamat. Allah ﷻ menenggelamkan mereka semua. Nabi Musa `alaihissalam pun berpuasa pada hari itu sebagai rasa syukur. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 Muharam. Kaum muslim mengenalnya sebagai hari Asyura.

Semoga Allah ﷻ senantiasa meneguhkan keimanan kita. (Kontributor :Dicky Dewata)

FOLLOW US