• Oase

Kisah Nabi Musa AS Kecil dan Ketakutan Raja Fir`aun

Rizki Ramadhani | Selasa, 11/04/2023 19:29 WIB
Kisah Nabi Musa AS Kecil dan Ketakutan Raja Fir`aun Ilustrasi (foto:titikdua)

Jakarta - Al-Qur’an merupakan pedoman hidup kaum muslim. Seluruh ayat yang terkandung di dalamnya senantiasa diimani dan berusaha diamalkan dengan benar dalam kehidupan. Berikut ini dikisahkan manusia yang bukan hanya menolak kebenaran, bahkan menjadikannya sebagai sendagurau belaka dengan penuh keangkuhan.

Semakin jelas dalam pikiran kita bagaimana bengis dan kejamnya Fir’aun. Kekuasaan yang dimilikinya semakin menjadikan dia sombong. Fir’aun mengingkari dan merintangi dakwah nabi Musa `alaihissalam, bahkan menyatakan dirinya sebagai tuhan.

Saat nabi Musa `alaihissalam diutus untuk mendakwahi Fir’aun dan kaumnya, beliau `alaihissalam memohon agar Allah Subhanahu wa ta`ala berkenan mengangkat Harun `alaihissalam sebagai nabi yang mendampingi beliau `alaihissalam. Nabi yang dijuluki kalimullah ini khawatir akan kekakuan lidahnya saat berbicara.

Dalam tafsir Ath-Thabari dan tafsir Al-Qurthubi, para ahli tafsir menyebutkan bahwa suatu ketika Musa `alaihissalam yang masih kecil pernah digendong oleh Fir’aun. Ketika dalam gendongannya, Musa `alaihissalam memukul dan menarik janggutnya. Fir’aun lantas marah terhadap tingkah Musa `alaihissalam. Dia berpikir jika Musa `alaihissalam yang masih kecil sudah berani seperti ini, maka jika sudah dewasa nanti pasti akan mampu membunuhnya.

Asiah binti Muzahim, istrinya Fir’aun pun menenangkan suaminya. Beliau menjelaskan bahwa Musa `alaihissalam hanyalah anak kecil yang belum mengerti apa-apa. Untuk meyakinkan Fir’aun, maka beliau mengusulkan untuk mengujinya.

Fir’aun pun menguji Musa `alaihissalam saat itu. Disodorkan kurma dan bara api dihadapan Musa kecil. Beliau `alaihissalam lebih tertarik dengan bara api yang menyala. Musa kecil pun mengambil dan memakannya, sehingga terbakarlah lidah beliau `alaihissalam. Melihat itu, Fir’aun pun kembali tenang dan percaya bahwa Musa `alaihissalam memang layaknya anak kecil seusianya yang belum mengerti apa-apa.

Karenanya, Fir’aun berkata, “Bukankah aku lebih baik dari orang (Musa) yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)?” (QS. Az-Zukhruf [43] : 52).

Riwayat ini sangatlah populer, namun ada kemungkinan sumber kisah ini berasal dari kabar Isra’iliyyat.

Ada juga pendapat yang lain, bahwa kekakuan berbicara itu disebabkan kekhawatiran nabi Musa `alaihissalam menghadapi Fir’aun. Alangkah wajar perasaan ini muncul. Fir’aun terkenal sebagai penguasa yang bengis. Dia juga memiliki kemampuan bicara dan mendebat. Bahkan lihai memprovokasi dan menjatuhkan mental orang.

Allah ﷻ juga mengisahkan ucapan Fir’aun saat nabi yang bergelar ulul azmi ini mengabarkan kepadanya bahwa Allah ﷻ berada di atas. Allah ﷻ berfirman dalam surah (ke-40) Al-mukmin (Ghafir) ayat 36-37,

"Dan Fir`aun berkata, "Wahai Haman! Buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit agar aku dapat melihat Tuhannya Musa, tetapi aku tetap memandangnya sebagai seorang pendusta." Dan demikianlah dijadikan terasa indah bagi Fir`aun perbuatan buruknya itu dan dia tertutup dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir`aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian."

Berdasarkan ayat ini para ulama mengatakan bahwa orang yang mengingkari Allah ﷻ sebagaimana di atas, maka dia telah mengikuti keyakinan Fir’aun.

Semoga sekelumit kisah ini dapat menjadi pelajaran berharga. (Kontributor :Dicky Dewata)

FOLLOW US